Cianjur, 15/3 (ANTARA)- Puluhan anak usia sekolah yang saat ini mengungsi akibat rumah mereka terendam banjir di Kampung Haurkoneng, Desa Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar), mendapat bantuan buku sekolah.
Bantuan buku dan seragam sekolah itu, diberikan Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Cianjur, kata Heri, dari bagian logistik PMI Cianjur, Senin.
Ia menjelaskan, bantuan itu diberikan karena saat banjir terjadi, mereka tidak sempat membawa buku dan seragam sekolah karena lebih mengutamakan untuk menyelamatkan diri.
Selain memberikan bantuan bagi anak usia sekolah, PMI Cianjur juga memberikan peralatan kesehatan dan peralatan keluarga bagi korban banjir.
"Saat ini kami tidak memberikan bantuan tenda karena pengungsi ditampung di masjid dan madrasah serta rumah warga yang dinilai aman," katanya.
Ia menjelaskan, selain 26 kepala keluarga yang mengungsi di RT03, puluhan kepala keluarga di RT04 juga melakukan hal yang sama karena rumah mereka terendam air setinggi dada orang dewasa.
Namun, kata dia, sejak Minggu (14/3) sore debit air yang menggenangi puluhan rumah warga itu sudah mulai surut. Bahkan air yang mengenangi SDN Haurkoneng sudah surut seluruhnya.
"Pada Senin (15/3) ini mungkin siswa sekolah dasar itu, sudah bisa melakukan proses belajar mengajar seperti biasa di dalam kelas karena air sudah tidak lagi menggenangi sekolah itu," katanya.
Puluhan anak yang mendapatkan bantuan buku dan seragam baru itu, terlihat gembira karena mereka sudah dapat belajar lagi.
"Tadinya mau libur karena tidak punya buku dan seragam. Untung kami dapat bantuan dari PMI, jadi kita bisa masuk sekolah lagi," kata Arif, salah satu pelajar.
Sementara itu, puluhan ibu pengungsi mengharapkan bantuan sembako dan makanan tambahan untuk bayi, karena tercatat sekurangnya 12 bayi di bawah usia lima tahun (Balita) ikut dalam pengungsian.
"Makanan pokok dan tambahan bagi bayi sangat dibutuhkan saat ini. Ketika mengungsi tidak ada barang apa pun yang bisa kami bawa karena air datang dengan tiba-tiba," kata Asti, ibu muda yang memiliki bayi.
Sebagian besar kepala keluarga menjelaskan bahwa barang mereka hilang terbawa air bandang yang datang secara tiba-tiba, dengan ketinggian mencapai 2 meter.
"Harapan kami mendapatkan bantuan dari pemerintah karena kami sudah tidak punya harta benda yang bisa dipakai atau dijual, untuk menghidupi keluarga," kata Gungun (31) warga korban banjir.
Fikri