Bandung (ANTARA) - Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Siti Muntamah meminta kepada pemerintah baik pusat atau daerah untuk mematangkan rencana vaksinasi COVID-19 di Provinsi Jabar dengan sebaik mungkin.
"Kami berharap pemerintah segera merencanakan vaksinasi tersebut dengan baik, tidak sebatas mengabarkan mengenai waktu dan jumlah vaksin yang akan diberikan, yang itu pun masih saja belum jelas," kata Siti Muntamah, di Bandung, Jumat.
Politisi perempuan dari Fraksi PKS DPRD Jabar ini menginginkan ada sebuah klarifikasi jelas dari pemerintah terkait rencana vaksinasi COVID-19 kepada masyarakat.
"Jadi bukan hanya menyampaikan sebentar lagi akan divaksin. Sebanyak sekian juta itu untuk siapa saja, evaluasi seperti apa, karena semuanya ini masih gelap," ucap dia.
Oleh karena itu, Siti mengkhawatirkan penyelenggaraan vaksinasi COVID-19 di Jawa Barat karena hingga kini perencanan-nya belum juga matang.
"Kalau kita lihat berita vaksin ini masih sangat simpang siur. Mulai dari untuk siapakah prioritas-nya, berapa jumlahnya, kemudian melihat yang sudah divaksin dampaknya seperti apa, masih belum jelas," tutur dia.
Menurut dia Pemprov Jabar masih harus bekerja keras meningkatkan angka kesembuhan pasien COVID-19 dan di sisi lain juga harus mencermati serta mewaspadai kenaikan kasus kematian yang tergolong cukup tinggi.
"Itu saya melihat dan berharap angka COVID-19 terus melandai ya. Namun kalau sekarang angka kematiannya naik. Angka kematian naik ini karena klaster-nya sudah masuk klaster keluarga," ujar Siti Muntamah.
Dia mengatakan bahwa dengan banyaknya klaster keluarga dan ini berarti golongan orang tua yang selama ini terjaga keamanannya di rumah semakin terancam oleh penularan dari anggota keluarganya yang berusia lebih muda dan kembali beraktivitas di masa adaptasi kebiasaan baru.
"Orang yang kita sembunyikan, yang kita lindungi itu, adalah yang banyak kena sekarang. Kalau orang mudanya yang tertular, dia masih kuat, tinggal diisolasi dengan diberi makanan bergizi, bisa sembuh. Tapi kalau orang tua, akan repot," katanya.
Siti mengatakan contohnya di Kota Bandung, sebelum AKB diberlakukan angka kematian total-nya masih sekitar 30 orang, namun setelah AKB diberlakukan angka kematian bertambah total-nya jadi 91 orang pada Minggu (8/11).
Angka kematian pasien COVID-19 di Jabar sendiri sudah mencapai 761 kasus dan penambahan per harinya beragam, mulai dari bertambah dua pasien meninggal pada 1 November 2020 bertambah 11 kasus meninggal pada 2 November 2020.
Kemudian selanjutnya secara berurutan bertambah lima kasus, 15 kasus, dan sembilan kasus setiap harinya.
Baca juga: Kabupaten Bekasi siap vaksinasi COVID-19 pada Desember
Baca juga: Puskesmas di Kota Bogor disiapkan untuk simulasi vaksinasi COVID-19
Baca juga: Luhut sebut vaksinasi COVID-19 dimulai minggu ketiga Desember