Bandung (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat MQ Iswara optimistis efisiensi anggaran yang dilakukan Pemprov Jawa Barat bisa berdampak positif pada masyarakat.
"Prinsipnya semua hasil efisiensi ini akan dialihkan untuk pembangunan yang lebih berkualitas di Jabar menuju Jawa Barat Istimewa," kata Iswara dalam keterangan di Bandung, Selasa.
Menurut Iswara, hasil dari efisiensi anggaran yang telah dilakukan itu akan dialihkan untuk pembangunan yang lebih berkualitas, seperti infrastruktur jalan, jembatan dan irigasi, fasilitas dan sarana kesehatan, elektrifikasi, fasilitas lalin, hingga ruang kelas baru (RKB).
Dia juga membeberkan hasil dari efisiensi anggaran yang dilakukan di Jabar ini, sebagai upaya menindaklanjuti Instruksi Presiden (Inpres) Nomor: 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025.
"Ini menindaklanjuti instruksi presiden, kami DPRD dan Pemprov Jabar sudah melakukan efisiensi di berbagai belanja perjalanan dinas, belanja makan minum, perjalanan ke luar negeri, rapat-rapat di luar kantor, sewa gedung, ATK, dan belanja-belanja yang tidak terlalu prioritas semua kami pangkas," ujar Iswara.
Iswara juga mengungkapkan ada sekitar Rp5 triliun lebih anggaran efisiensi yang sudah dikumpulkan dan sesuai target yang dicanangkan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.
"Hasilnya melebihi target awal. Ditargetkan sekitar Rp4 triliun, nyatanya hari ini kita berhasil efisiensi sekitar Rp5,5 triliun," ucap Iswara.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan hasil perhitungan efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jabar oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) sebesar Rp5,4 triliun di DPRD Jabar, Senin (3/3)
"Kami menyampaikan hasil realokasi anggaran dari Pemprov ke DPRD Jabar, yang kemudian akan dibuat Peraturan Gubernur -Pergub- yang secara detail menjabarkan seluruh belanja dengan hasil hari ini mencapai Rp5,4 triliun. Walaupun baru dalam gambaran umum, belum sampai pada judul per item jenis kegiatan yang akan dikerjakan," kata Dedi selepas rapat anggaran di Gedung DPRD Jabar, Bandung.
Angka ini, kata Dedi, belum final karena harus dilakukan analisis yang memungkinkan bisa terjadi perubahan baik nilai efisiensi itu bertambah atau berkurang.
"Bisa bertambah dan bisa berkurang, nanti dianalisis," katanya.
Alokasi hasil efisiensi itu, dijelaskan Dedi, adalah untuk pembangunan infrastruktur jalan, ruang kelas baru, sekolah baru, puskesmas rawat inap, rumah rakyat miskin, jaringan listrik untuk masyarakat, jaringan air bersih, beasiswa, dan lainnya.
Dedi mengungkapkan bahwa memang angka-angka realokasi akan terlihat perubahan yang cukup fantastis sampai berkali-kali lipat, misalnya dari Rp20 miliar berubah menjadi Rp600 miliar.
"Misalnya Penerangan Jalan Umum -PJU- dulu berapa, ya mungkin paling sekitar Rp40 miliar, hari ini menjadi Rp600 miliar. Jadi perubahannya bisa mencapai 1.000 persen dari belanja sebelumnya," ujarnya.