Bandung (ANTARA) - Junaeni (48 tahun) menjejerkan potongan lidah buaya di halaman Kantor Kelurahan Koja. Lidah buaya ini awalnya diolah menjadi minuman segar. Namun dimasa pandemi Covid-19, Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aloe Vera Koja (ALOJA) mampu berinovasi dan menciptakan hand sanitizer dari olahan tanaman lidah buaya.
"Saat awal marak Covid-19, kebutuhan hand sanitizer meningkat drastis karena menjadi perlengkapan yang wajib dimiliki untuk menjaga kebersihan tangan. Akibatnya, sulit mendapatkan hand sanitizer. Kalaupun ada harganya sangat mahal. Sehingga kami berpikir, untuk membuat sendiri hand sanitizer dari campuran lidah buaya dengan harga yang terjangkau," kata Junaeni.
Ibu dari dua orang anak ini menjelaskan, budidaya lidah buaya sudah dikembangkan di Kelurahan Koja sejak tahun 2017. Kegiatan ini dijalankan oleh ibu-ibu yang tergabung dalam KUBE ALOJA, yang saat ini berjumlah sekitar 14 orang.
Tanaman lidah buaya ditanam di lahan berukuran 120-150 meter persegi, di belakang Kantor Kelurahan Koja, Jakarta Utara. Panen lidah buaya dilakukan dua kali dalam sebulan, sekali panen mencapai 30 kilogram.
Dari panen tersebut, dia mengungkapkan, awalnya hanya diolah menjadi produk minuman segar penuh gizi Aloe Vera Koja, atau disebut ALOJA.
"Dengan diversifikasi produk hand sanitizer sesuai kebutuhan masyarakat ini, kami berharap ALOJA bisa berkembang, sehingga omzet makin meningkat dan bisa menjadi sumber pendapatan warga," tambahnya.
Budidaya ALOJA merupakan program pengembangan masyarakat PT Pertamina (Persero) melalui Integrated Terminal Jakarta Group, salah satu unit operasi Pertamina di bawah Marketing Operation Region (MOR) III. Keterlibatan Pertamina ini bertujuan untuk menciptakan potensi usaha bagi masyarakat sekitar wilayah operasi, sehingga dapat mengembangkan masyarakat Koja.
"Budidaya tanaman lidah buaya cocok untuk demografi wilayah Koja. Kegiatan KUBE ALOJA diharapkan bisa menciptakan multiplier effect, sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas masyarakat dan lingkungan," tambah Unit Manager Communication Relations & CSR MOR III Eko Kristiawan.
Berkat semangat belajar dan ketekunan dari 14 orang ibu-ibu KUBE ALOJA ini, Eko mengatakan, produk minuman sehati bergizi ALOJA perlahan mulai menghasilkan penjualan. Satu botol minuman aloe vera ALOJA kemasan 250 ml dijual dengan harga 7 ribu rupiah. Sedangkan untuk produk minuman nata de coco aloe vera ALOJA kemasan 450 ml dijual dengan harga 16 ribu rupiah per botol.
"Diharapkan dalam waktu dekat, produk ALOJA bisa memperoleh sertifikasi dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), sehingga produk ini bisa dijual di masyarakat luas," tambah Eko.
Selain program pendampingan dan pelatihan keterampilan untuk KUBE ALOJA, dukungan Pertamina juga turun dalam bentuk modal kerja, yang dialokasikan untuk pengadaan bibit dan pupuk, hingga kuali, kompor dan panci untuk mengolah lidah buaya. Perseroan juga membangun rumah produksi berukuran 3 x 5 meter, sebagai lokasi dapur produksi.
Untuk melihat aktivitas keseharian KUBE ALOJA, masyarakat dapat follow akun media sosial Instagram @aloja_aloevera.
Inovasi ibu-ibu KUBE ALOJA, ciptakan 'hand sanitizer' dari lidah buaya
Sabtu, 10 Oktober 2020 20:15 WIB