Jakarta (ANTARA) - Inovasi mahasiswa IPB University tentang kolektor brondolan sawit atau Ergonomic Brondolan Collector (Erbron-C) berhasil meraih juara satu pada Kompetisi Bisnis, Manajemen dan Kewirausahaan (KBMK) 2020 Kategori Kompetisi Bidang Komersialisasi Riset dan Teknologi dari Kemendikbud.
"Erbron-C bermula dari kemitraan ketika kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Teknologi (PKM-T) tahun 2018 Mitra pertama Erbron-C adalah PTPN 8 di Bogor, di sana kami banyak mendapat saran dan masukan serta perbaikan dalam segi desain dan bahan teknik," ujar salah satu inovator Erbron-C, Tegar Nur Hidayat, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Inovasi Erbron-C dilatarbelakangi permasalahan aktivitas pengutipan brondolan sawit atau buah sawit yang tercecer yang dilakukan oleh para pekerja di perkebunan.
Aktivitas itu dinilai sangat berat karena harus dilakukan dengan cara berjongkok dan membungkuk di dalam kebun. Bahkan sempat muncul beberapa isu pekerja anak dalam aktivitas itu.
Hal tersebut karena keterbatasan serta tidak adanya alat bantu yang mampu meringankan dan membantu para petani maupun para pengutip brondolan sawit.
Inovator Erbron-C merupakan mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB University yaitu Tegar Nur Hidayat, Affan Afrizal Gani, Dikki Hendra Pratama, Sanhaji, dan Maulana Malik Yusuf.
Erbron-C mengusung konsep alat mekanis yang mempertimbangkan aspek ergonomika dan efisiensi. Ergonomika ditujukan agar alat yang diproduksi dapat nyaman dan layak digunakan serta meminimalisasi kelelahan selama kerja.
Sementara, mekanisme pengutipan dan pengoperasian yang sederhana dimaksudkan agar alat itu dapat digunakan secara nyata di perkebunan sawit, mudah dioperasikan oleh satu orang dan tidak memberatkan mengingat medan perkebunan sawit cukup ekstrem di beberapa tempat.
Oleh karena itu, Erbron-C didesain dan diproduksi dengan bentuk kompak, memiliki mobilitas yang tinggi, ringan serta dapat meningkatkan produktivitas pekerjaan pengutipan buah sawit yang tercecer.
Erbron-C generasi kedua, lanjut mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB University itu, pernah diterapkan dan diuji fungsional di PTPN 6 Jambi.
Dari hasil pengujian tersebut, mekanisme yang diadopsi Erbron-C dapat diterima dengan baik, hanya saja ada beberapa catatan teknis untuk perbaikan supaya alat lebih tahan lama dan lebih efisien.
“Oleh karena itu hingga saat ini terus dilakukan pengembangan dan perbaikan teknis mengingat tingginya permintaan dari beberapa perusahaan untuk pembelian dan uji lapang,” tambah Tegar.
Sebelumnya, Erbron-C juga telah meraih berbagai penghargaan seperti "Asean-India Grassroots Innovation Forum", Filiphina tahun 2019 dan "Student Design Competition in Agricultural Engineering for Sustainable Agriculture Production Conference (International AESAP Conference)" tahun 2019.
Tidak hanya mendapat berbagai penghargaan, inovasi Erbron-C telah mendapat penawaran kerja sama produksi dan distribusi dari PT Sun Power Nusantara Company. Namun, proses tersebut belum bisa dilaksanakan karena paten sederhana maupun lisensi belum selesai.
“Kami masih menyelesaikan paten sederhananya, kalau nanti sudah selesai, Erbron-C dapat segera diproduksi dan harga per satu set adalah 400 ribu rupiah. Harapannya tahun 2021 mendatang Erbron-C bisa diproduksi massal," katanya.
Baca juga: IPB juara I terbanyak kompetisi mahasiswa Kemendikbud 2020
Baca juga: Mahasiswa IPB raih dua gelar lomba esai TGC
Baca juga: Mahasiswa IPB edukasi lingkungan ke anak-anak lewat dongeng
Baca juga: Fahutan IPB dorong integrasi dalam pengelolaan kehutanan
Inovasi mahasiswa IPB raih juara satu kompetisi riset & teknologi
Rabu, 30 September 2020 20:51 WIB