Indramayu (ANTARA) - Dinas Sosial Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mencatat sudah 1.911 Keluarga Penerima Manfaat (PKM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang telah melakukan graduasi mandiri dan tidak lagi menerima bantuan.
"Setiap tahun jumlah graduasi mandiri kami upayakan untuk ditingkatkan. Mereka yang telah graduasi mandiri karena telah terangkat kehidupannya dan telah ada usaha yang menetap," kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Indramayu Marsono di Indramayu, Kamis.
Menurut dia jumlah KPM PKH di Kabupaten Indramayu pada tahun 2020 ini mencapai 77.805 keluarga. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.911 KPM PKH telah meningkat menjadi graduasi mandiri dan tidak lagi menerima bantuan PKH.
Dia melanjutkan bahwa indikator keberhasilan Program Keluarga Harapan (PKH) adalah Graduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari PKH untuk mandiri dan secara sukarela melepaskan diri untuk tidak lagi menerima bantuan sosial tersebut.
"Dan graduasi menjadi target utama program PKH, di Kabupaten Indramayu tercatat sudah 1.911 PKM PKH yang telah melakukan graduasi mandiri," ujarnya.
Untuk meningkatkan graduasi Dinas Sosial juga melakukan kegiatan bimbingan sosial bagi kelompok KPM PKH dan juga dilakukan penandatanganan pakta integritas yang diikuti oleh Ketua Kelompok KPM PKH.
Penandatanganan pakta integritas tersebut sebagai bahan agar tidak ada lagi pemotongan atau pungutan kepada anggota KPM PKH terkait bantuan sosial. Kemudian tidak ada lagi pengumpulan KKS/Kartu ATM anggota PKH.
"Selanjutnya apabila terdapat anggota KPM PKH yang sudah relatif mampu, maka ketua kelompok melaporkan kepada pendamping PKH untuk kemudian diberikan motivasi agar dapat melakukan graduasi mandiri," katanya.
Plt. Bupati Indramayu Taufik Hidayat bantuan sosial harus menciptakan hubungan positif antara keamanan mata pencaharian dan peningkatan pemberdayaan bagi warga miskin secara keseluruhan, tujuan inilah yang ingin dicapai melalui PKH.
Meski nilai bantuan tidak akan pernah dirasa cukup untuk menutupi kebutuhan sepenuhnya, PKH diharapkan membuka jalan bagi warga prasejahtera untuk perlahan-lahan bangkit dan menggapai kesempatan untuk keluar dari kemiskinan dengan meningkatkan taraf pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
"KPM sejatinya jangan sampai mempunyai pemikiran santai karena sisa kebutuhannya akan ditopang oleh bantuan pemerintah, namun harus mempunyai motivasi bahwa suatu saat kesejahteraannya akan semakin membaik dan keluar dari garis kemiskinan," katanya.
Baca juga: Kemensos catat selama pandemi banyak peserta PKH mundur
Baca juga: Lima puluh anggota PKH mundur sebagai penerima bantuan
Baca juga: 25 penerima manfaat PKH di Cianjur mengundurkan diri