Cianjur (ANTARA) - Lima puluh orang penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Cianjur, Jawa Barat, mundur sebagai penerima bantuan program pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial RI, sebagian besar sudah memiliki penghasilan yang cukup selama menjadi penerima manfaat dengan cara membuka berbagai bidang usaha.
Puluhan orang tersebut merupakan penerima manfaat dari sejumlah kecamatan di wilayah Cianjur yang sudah mendapat bantuan dari pemerintah selama beberapa tahun terakhir. Sebagian besar menggunakan uang bantuan untuk mengembangkan usaha kecil menengah setelah mendapat bimbingan dari pendamping PKH.
"Untuk total sudah lebih dari 1800 orang yang mundur sebagai penerima bantuan program pemerintah pusat di Cianjur dari jumlah penerima manfaat sebanyak 139.000," kata Kepala Dinas Sosial Cianjur, Amad Mutawali usai acara wisuda graduasi mandiri 50 orang anggota PKH di Cipanas Kamis.
Ia menjelaskan, selama ini keluarga yang keluar sebagai penerima manfaat tersebut, setelah mendapat bimbingan dari pendamping untuk membuka usaha agar bantuan yang mereka peroleh dapat meningkatkan penghasilan dan taraf ekonomi keluarga.
Bahkan setiap tahun di Cianjur, ungkap dia, puluhan orang penerima mundur dari program bantuan tersebut karena telah memiliki penghasilan yang cukup setiap bulannya dari berbagai bidang usaha kecil yang mereka jalankan.
"Penghasilan mereka per bulan beragam mulai dari Rp2 juta hingga Rp10 juta per bulan dengan bidang usaha kecil mulai dari berjualan gorengan hingga menyewakan vila untuk wisatawan. Atas kesadaran mereka mundur dan menyerahkan bantuan PKH pada orang yang membutuhkan di lingkungan tempat tinggalnya," kata Amad.
Sementara wisuda graduasi yang disaksikan langsung Dirjen Linjamsos Pepen Nazarudin didampingi Bupati Cianjur, Herman Suherman, menyerahkan langsung sertifikat dan bantuan modal usaha bagi lima puluh orang yang mundur dari program PKH tersebut.
Pepen Nazarudin mengatakan selama beberapa tahun terakhir, jumlah penerima manfaat dari program pemerintah pusat untuk mengentaskan kemiskinan terus berkurang, namun jumlah penerima baru meningkat karena setiap penerima yang mundur akan digantikan warga lain yang tidak mampu dan layak mendapat bantuan.
"Penerima manfaat setiap tahunnya banyak yang mundur karena sudah dapat mengelola keuangan dan mendapat penghasilan yang layak setiap bulannya. Namun jumlahnya kembali ditambah karena digantikan warga lain yang membutuhkan dan layak mendapat bantuan," katanya.
Pihaknya berharap lima puluh orang yang mundur dari program tersebut di Cianjur, dapat menjadi contoh bagi penerima lainnya yang belum sukses mengelola keuangan yang diberikan pemerintah pusat untuk mengangkat derajat ekonominya.
"Mereka yang berhasil keluar dari kemiskinan karena bantuan pendamping yang dapat membuka jejaring, sehingga anggotanya dapat bangkit dan memiliki berbagai bidang usaha dengan penghasilan yang layak setiap bulannya," katanya.
Baca juga: 25 penerima manfaat PKH di Cianjur mengundurkan diri
Baca juga: Penerima PKH keluhkan potongan bantuan oleh pendamping
Baca juga: Kemensos beri target Pemkab Bogor "luluskan" 10 persen penerima PKH