Jakarta (ANTARA) - Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir menegaskan kerja sama PT Biofarma (Persero) dan Sinovac dalam pembuatan vaksin bukan sekadar transaksi dari sisi ekonomi, melainkan transfer teknologi maupun pengetahuan.
"Biofarma bekerja sama dengan Sinovac adalah kerja sama yang win-win (saling menguntungkan). Biofarma tidak tukang jahit, ada sebuah kesepakatan dengan Sinovac yang namanya transfer knowledge, transfer teknologi, ini yang perlu digarisbawahi," ujar Erick yang juga Menteri BUMN dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan untuk penyaluran bahan baku vaksin dari Sinovac, sedianya akan dimulai pada November mendatang.
Erick juga mengatakan Indonesia membuka dan menjajaki kerja sama internasional lainnya untuk memastikan dan mengakselerasi ketersediaan vaksin COVID-19 yang aman dan efektif di Indonesia.
Kerja sama internasional di bidang vaksin, lanjut dia, menjadi salah satu dari berbagai upaya pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19, di antaranya melakukan 3T (test, trace, treat), mendorong perubahan perilaku.
Selain itu, menyiapkan kemandirian bangsa lewat pengembangan vaksin merah putih dan terapi penyembuhan, hingga menyiapkan kapasitas produksi dan distribusi di dalam negeri untuk produksi dan vaksinasi massal.
"Sambil menunggu vaksin Merah Putih, vaksin dari negara lain masih dibutuhkan untuk melindungi masyarakat Indonesia agar 'Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit'," katanya.
Sebelumnya, Erick Thohir menyampaikan bahwa target pemberian vaksin COVID-19 ke masyarakat pada awal tahun 2021 menjadi quick win pemerintah.
"Quick win, bagaimana kita memastikan vaksin bisa mulai dilakukan secara besar-besaran an awal tahun depan," ujarnya.
Baca juga: Ini kriteria agar vaksin Sinovac lolos uji klinis
Baca juga: Biofarma pastikan Indonesia prioritas penyaluran vaksin COVID-19