Bandung, 9/11 (ANTARA) - Perusahaan teh olahan, PT Sari Wangi genjot usaha waralaba "DMD" yang memberikan solusi penghasilan tambahan bagi masyarakat dengan modal yang relatif murah.
"Model waralaba ini dalam bentuk penjualan es teh saring, pertumbuhannya cukup signifikan dan bisa ditekuni oleh semua kalangan, termasuk kawula muda," kata Vice Presiden Marketing and Sales Division PT Sari Wangi, Moseley RH Simatupang di Bandung, Minggu.
Usaha waralaba yang juga sebagai upaya kampanye minum teh di masyarakat itu digulirkan dengan modal ringan. Dengan Rp5,5 juta, seseorang bisa menjadi bagian dari usaha yang menjanjikan modal kembali dalam tiga bulan itu.
Program usaha waralaba tersebut juga diarahkan untuk ikut memecahkan masalah lapangan pekerjaan dampak krisis finansial global dan ancaman PHK yang membayangi para pekerja di Indonesia.
"Usaha ini bisa menciptakan lapangan kerja baru, serta mendapatkan bekal manajerial usaha untuk pengembangan usaha ini," kata Moseley.
Ia menyebutkan, DMD sudah diluncurkan sejak Agustus 2008 lalu. Saat ini jumlahnya telah mencapai sekitar 300-400 booth atau mitra usaha dengan perkembangan usaha yang rata-rata positif.
Mitra DMD saat ini tersebar di kawasan Jabodetabek, Yogyakarta dan kawasan Jawa Barat. Mitra DMD tersebar di pasar tradisional, mall, terminal, stasiun sampai di pool-pool bus.
"Usaha ini tepatnya merupakan bisnis kesempatan, siapapun bisa menjalaninya. Program ini merupakan bagian dari CSR perusahaan dan kampanye minum teh," kata Moseley.
Ia menyebutkan, untuk menjadi mitra DMD dengan menjual paket es teh di pusat keramaian, cukup menyediakan modal awal senilai Rp5,5 juta plus biaya bahan baku. Langkah awalnya mengajukan kerja sama kepada DMD dimana pemohon mengajukan rencana usaha dan lokasi usaha yang kemudian akan disurvei.
Masalah lokasi penempatan booth menjadi prioritas utama antara lain harus di kawasan ramai, mudah dilihat, mudah dijangkau dan ada beberapa hal teknis lainnya.
Ia menyebutkan, kunci DMD adalah rasa, mutu dan harga. Satu gelas es teh yang dijual di booth Rp2.500 dan es teh jeruk Rp3.000 per gelas.
"Kita ada aturan dalam usaha ini, antara lain tidak boleh menggunakan gula merah atau saharin, bila mitra menyalahi kesepakatan itu maka kerjasama akan dicabut," katanya.
Untuk menjaga usaha tersebut, tim Sari Wangi punya tim semacam 'mysteri guest' yang akan mengawasi mitra pengelola booth DMD tanpa diketahui dab mereka berasal dari kelompok tester teh. ***2***
Syarif Abdullah
(U.S033/B/M019/M019) 08-11-2009 16:16:38