Bogor (ANTARA) - Dinas Perhubungan Kota Bogor mengusulkan agar bus bantuan di Stasiun Kota Bogor yang direncanakan mulai uji coba berbayar pada Senin, 3 Agustus, agar ditunda sepekan, atau dibuat dua opsi uji coba berbayar dan tetap ada bus bantuan gratis.
"Kita harapkan pada Senin, 3 Agustus, masih ada bus bantuan gratis, meskipun pemerintah merencanakan mulai menerapkan uji coba bus bantuan berbayar," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, Eko Prabowo, di Kota Bogor, Rabu (29/7).
Menurut Eko Prabowo, informasi yang diterimanya dari Badan Pengeloa Transportasi Jabodetabek (BPTJ), bahwa pemerintah akan melakukan uji coba bus bantuan berbayar dari Stasiun Bogor menuju ke sejumlah stasiun di Jakarta, mulai Senin (3/8).
Eko menjelaskan, pada Senin (3/8), adalah hari pertama kerja setelah para pegawai libur selama tiga sampai sampai empat hari, karena pada Jumat (31/7) adalah Hari Raya Idul Adha, sehingga para pegawai libur.
"Banyak juga pegawai yang mulai libur pada H-1 yakni 30 Juli dan baru masuk kerja pada Senin 3 Agustus. Itu artinya, ada banyak pegawai yang libur selama empat hari dan pulang ke kampung halamannya," katanya.
Karena itu, Eko memperkirakan, pada Senin (3/8) akan terjadi kepadatan sangat tinggi bagi warga Kota Bogor dan sekitarnya yang akan berangkat kerja ke Jakarta menggunakan KRL.
Kalau pemerintah mulai menerapkan bus berbayar pada Senin (3/8), dikhawatirkan kepadatan calon penumpang KRL tetap sangat tinggi. Menurut Eko, pemerintah akan melakukan uji coba bus berbayar selama satu bulan, sekaligus untuk mencari tahu pola pergerakan calon penumpang KRL.
Ketika ditanya berapa perkiraan tarif untuk bus berbayar, sebenarnya belum ditentukan berapa tarifnya, tapi diharapkan tarif bus itu tidak berbeda jauh dengan tarif KRL dari Bogor ke Stasiun Jakarta Kota atau ke Stasiun Tanah Abang.
Eko memperkirakan tarif bus bantuan dengan fasilitas AC dan tempat duduk 2-2 itu adalah sekitar Rp15.000 hingga Rp20.000.
Eko juga berharap, bus bantuan yang akan diuji coba berbayar, memiliki waktu pemberangkatan yang pasti, misalnya setiap 10 menit atau sekitar 15 menit, bukan menunggu sampai bus penuh. "Karena penumpang bus tersebut adalah calon penumpang KRL yang akan berangkat kerja ke Jakarta," katanya.
Baca juga: 87 bus bantuan mampu urai calon penumpang KRL di Stasiun Bogor
Baca juga: PPD kerahkan 65 unit bus angkut penumpang KRL Cikarang dan Bogor
Baca juga: Pemkot Bogor usulkan bus dari Bogor ke Jakarta