Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi, Jawa Barat, kembali menyalurkan sejumlah alat pelindung diri (APD) untuk menutupi kekurangan perlengkapan para tenaga medis sebagai garda terdepan yang berada di fasilitas pelayanan kesehatan.
"Bantuan yang kita berikan ini untuk menutupi kekurangan APD saat ini yang dapat digunakan oleh para tenaga medis khususnya di pelayanan tingkat pertama seperti pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sebagai antisipasi penyebaran COVID-19," kata Kepala Merkas PMI Kota Sukabumi Jaini di Sukabumi, Kamis.
Menurutnya, bantuan yang disalurkan ini merupakan dukungan dari PMI Pusat, Palang Merah Amerika (Amcross) dan USAID untuk menambah kekurangan APD bagi tenaga medis di fasilitas kesehatan
Adapun untuk tahap pertama paket bantuan APD lengkap tersebut berjumlah sepuluh paket yang terdiri dari baju pelindung hazmat, google (kacamata), helm pelindung, handscoon (sarung tangan medis dan karet), faceshield, shoes cover, masker N95, headcap dan hand sanitizer,
Baca juga: PMI Kota Sukabumi sosialisasikan kesiapsiagaan gempa secara virtual
Selain APD, dalam waktu bersamaan pihaknya juga menyalurkan bantuan masker kain yang merupakan hasil produksi personil relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) Kelurahan Baros kepada empat kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Baros untuk selanjutnya dibagikan kembali kepada masyarakat.
"Saat ini kami memprioritaskan bantuan untuk pemerintah daerah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus bisa menyebabkan kematian," tambahnya.
Baca juga: PMI Kota Sukabumi salurkan beras untuk warga terdampak COVID-19
Sementara, Kepala Puskesmas Kecamatan Baros Zah Maulidianti menyambut gembira bantuan APD ini karena sangat dibutuhkan petugas medis yang bekerja sebagai garda terdepan dalam penanganan pandemi COVID-19 terutama di pelayanan kesehatan tingkat pertama yakni puskesmas
"Dengan bantuan ini paling tidak para tenaga medis yang ada di puskesmas bisa menjaga diri dari kemungkinan terpaparnya COVID-19, karena mereka berisiko kontak langsung dengan orang dalam pemantauan (ODP), orang tanpa gejala (OTG), pasien dalam pengawasan (PDP) maupun masih terkonfirmasi positif," katanya.