Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Raja Arab Saudi Salman berbicara lewat telepon pada Jumat dan "menegaskan kembali kemitraan pertahanan yang kuat antara AS dan Saudi" di tengah ketegangan atas jumlah produksi minyak Saudi, kata Gedung Putih.
Percakapan itu berlangsung sehari setelah berbagai laporan mengatakan AS berencana menarik dua persenjataan antirudal Patriot dari Arab Saudi yang menjadi benteng pertahanan melawan Iran.
Trump bulan lalu berupaya membujuk Arab Saudi untuk mengurangi jumlah produksi minyaknya setelah meningkatkannya selama tahap-tahap awal pandemi virus corona memberikan tekanan berat pada produsen minyak AS.
"Dua pemimpin sepakat mengenai pentingnya stabilitas pasar energi global, dan menyatakan kembali kemitraan pertahanan yang kuat AS-Saudi. Presiden dan Raja Salman juga membicarakan isu bilateral dan regional genting lainnya dan kerja sama mereka sebagai para pemimpin G7 dan G20 masing-masing," kata juru bicara Gedung Putih Judd Deere.
Pernyataan itu tak menyinggung nasib Patriot. Gedung Putih tak mau berkomentar lebih jauh.
Ditanya tentang isu itu pada Kamis, Trump mengatakan kepada wartawan, "Kami melakukan banyak tindakan di Timur Tengah dan tempat lain. Kami melakukan banyak hal di dunia, secara militer kami telah mengambil keuntungan di seluruh dunia."
Arab Saudi mengatakan dalam satu pernyataan mengenai panggilan telepon itu bahwa Trump menegaskan AS bertekad melindungi kepentingannya dan keamanan sekutu-sekutunya di kawasan dan pasti menghadapi apa pun yang menggoyahkannya. Trump juga menyatakan kembali dukungan AS bagi upaya yang ditujukan meraih penyelesaian politik bagi krisis di Yaman, pernyataan itu mengatakan.
Baca juga: Presiden Iran: Trump buat 'kesalahan bodoh' keluar dari perjanjian nuklir
Baca juga: Trump yakini virus corona mungkin berasal dari lab Wuhan-China
Reuters
Donald Trump dan Raja Saudi pertegas kembali ikatan pertahanan di tengah krisis
Sabtu, 9 Mei 2020 11:02 WIB