Jakarta (ANTARA) - Ketua Aliansi Telemedia Indonesia Prof. dr. Purnawan Junaidi, M.Ph., P.Hd mengatakan ada tiga sumber penularan COVID-19 yang perlu diwaspadai karena kerap dilupakan oleh sebagian orang terutama bagi usia lanjut.
Ketiga sumber penularan itu adalah barang-barang yang dikirim secara daring, uang tunai dan interaksi antara cucu dan kakek atau nenek (lansia).
"Barang-barang yang kita terima secara 'online' itu kan kita tidak tahu bagaimana prosesnya, bagaimana yang ngantar, ini harus kita lakukan sebagai benda terinfeksi," kata Purnawan dalam dialog di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan sumber kedua penularan lainnya, yakni uang tunai, karena uang dipegang oleh banyak orang, berpindah dari satu orang ke orang lainnya bisa menjadi media penularan.
Sehingga menurut Purnawan, uang tunai bisa menjadi penularan COVID-19, untuk itu perlu perlakuan khusus saat menggunakan uang tunai.
"Uang 'cash' itu akan menular dari orang ke orang jadi itu harus ada caranya, kalau saya pegang pakai plastik dan saya taruh di tempat khusus di rumah," kata Purnawan.
Sumber yang ketiga yakni interaksi antara kakek dan cucu selama di rumah, menurut Purnawan juga agak riskan terjadi penularan, karena kakek termasuk kelompok berisiko usia lanjut.
Sehingga untuk mencegah penularan, kakek atau nenek perlu menerapkan protokol kesehatan selama berinteraksi.
"Yang ketiga ini Memang agak riskan juga ya, itu cucu dari segi kesehatan, kalau kakek itu rentan cucu itu biasanya tahan," kata Purnawan.
"Tapi dia (cucu) menjadi (carrier) jadi sementara hati-hati jika berhubungan dengan cucu jadi kita harus selalu berhati-hati waspada, cuci tangan pakai masker begitu," kata Purnawan.
Konferensi pers di BNPB kali ini menyiarkan dialog tentang "Mengatasi Kebosanan dan Mengelola Stress disaat 'physical distancing' dan Isolasi Mandiri" bersama Prof. dr. Purnawan Junaidi, M.Ph., P.Hd Ketua Aliansi Telemedia Indonesia dipandu oleh pembicara lainnya, Emeldah dari Halodoc dan Anggota Ikatan Psikolog Klinis.
Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 meminta masyarakat tetap tinggal di rumah dan melakukan kegiatan produktif dengan bekerja, belajar dan beribadah dari rumah.
Selama di rumah, masyarakat diminta tetap menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan sebagai langkah pencegahan penyebaran virus corona memutus mata rantai penularan penyakit COVID-19 itu.
Hingga Sabtu (28/3), DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan jumlah penderita COVID-19 terbanyak di Tanah Air dengan 603 pasien, di mana 42 sudah dinyatakan sembuh dan 62 orang meninggal dunia.
Di rentang waktu yang sama, jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia total mencapai 1.155 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 59 pasien dinyatakan sembuh dan 102 meninggal dunia.