Garut (ANTARA) - Peternak ikan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mulai mengembangkan ikan tawar lokal secara organik agar memiliki kualitas rasa yang lebih baik sehingga mampu bersaing dengan ikan luar daerah di pasaran yang akhirnya memberikan keuntungan bagi peternak.
"Penggunaan pakan organik untuk ikan tawar ini bisa membuat rasa ikan lebih gurih dibanding pakan bukan organik," kata peternak ikan Lukman Hakim di sentra budi daya ikan, Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Jumat.
Ia menuturkan, Kabupaten Garut sudah lama dikenal memiliki sentra ikan tawar seperti jenis ikan mas, nilem, nila, dan bawal yang mampu memenuhi kebutuhan pasar di Garut.
Baca juga: KKP diharapkan angkat potensi pesantren budidayakan ikan
Namun sejak beberapa tahun ke belakang, kata dia, peternak di sentra budi daya ikan tawar mulai menyusut karena berbagai permasalahan seperti pengadaan bibit.
"Sekarang kami berusaha mengembalikan kejayaan perikanan tawar di Garut, salah satunya dengan mengembangkan benih ikan," katanya.
Lukman menyampaikan, peternak berusaha membuat bibit ikan dan pengembang biakannya secara organik agar memiliki nilai beda dengan daerah pemasok lain seperti dari Cirata, Bandung Barat dan Subang.
Baca juga: Petani ikan lele Cianjur kesulitan penuhi pesanan dari pedagang
"Beberapa tahun ini kami kembangkan sendiri dan sudah punya bibit asli dari Garut," kata Lukman.
Ia mengungkapkan, upaya mengembangkan ikan secara organik itu yakni dengan memanfaatkan sisa makanan dari rumah makan dan tanaman azolla untuk pakan ikan tawar.
Penggunaan pakan organik itu, kata dia, mampu menghasilkan kualitas ikan yang bagus, meski waktu panennya lebih lama yakni selama empat bulan, sedangkan menggunakan pakan bukan organik butuh dua bulan lebih.
"Ada juga pakan organik dari tanaman azolla apalagi di sini airnya mengalir deras dari Gunung Guntur sehingga cocok jadi sentra perikanan," katanya.
Baca juga: Nelayan dari berbagai wilayah di Jabar berburu ikan di Cianjur
Ia menambahkan, hasil panen ikan tawar setiap satu kolamnya menghasilkan 4 ton ikan dengan harga jual mulai dari Rp18 ribu sampai Rp22 ribu per kilogram.
Selama ini, kata dia, ikan yang diproduksi di sentra ikan kawasan Jati hanya untuk kebutuhan pasar lokal agar kebutuhan gizi di Garut terpenuhi.
"Kami belum jual keluar, kami penuhi dulu kebutuhan di Garut biar konsumsi ikan di Garut bisa lebih tinggi," katanya.
Baca juga: KKP tawarkan tiga inovasi riset wujudkan program Citarum Harum