Karawang (ANTARA) - Perusahaan swasta PT SLP Surya Ticon Internusa (SLP) mengembangkan bisnis kawasan pergudangan modern di Suryacipta Technopark, bagian dari Kawasan Industri Suryacipta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu.
SLP yang merupakan perusahaan patungan antara PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), Mitsui Co Ltd, dan Ticon Industrial Connection Plc ini membuka kawasan pergudangan di kawasan industri tersebut untuk menyambut perkembangan bisnis pergudangan.
"Kami bangga dapat melakukan opening ceremony Block C pada hari ini. Kami sampaikan terima kasih atas kepercayaan penyewa yang telah memilih kawasan pergudangan SLP sebagai lokasi berbisnis," kata Wakil Presiden Direktur SSIA Eddy Purwana Wikanta, saat acara pembukaanBlok C di wilayah Karawang, Jawa Barat, Rabu.
Blok C itu sendiri seluas 51,330 M2 yang dibuka pada hari ini, terdiri atas satu "build to suit" dan lima unit "retail warehouse" yang dibangun di areal seluas 53,744 m2.
"Fasilitas yang baru dibuka ini sudah terisi oleh penyewa," kata dia.
Menurut dia, SLP memiliki fasilitas pergudangan modern pertama di Indonesia dan berkualitas standar internasional, serta menawarkan fasilitas pergudangan modern dan siap dibangun pabrik untuk sewa.
Saat ini, katanya, SLP Karawang telah dilengkapi CCTV yang beroperasi 24 jam, secure pass cards, lampu penerangan jalan tenaga surya, instalasi pemadam kebakaran, serta tenaga listrik cadangan. Sehingga tenant dapat menjalankan bisnis dengan lebih aman, lebih efektif, dan lebih efisien.
SLP Karawang yang berada di kawasan industri Suryacipta ini memiliki total luas lahan mencapai 22 hektar dan merupakan klaster persewaan gudang dan pabrik siap pakai di Indonesia dengan luas bangunan total mencapai 128.566 m2 (45 unit gudang modern).
Dikatakannya, saat ini jumlah lahan yang telah digunakan sebesar 160.255 m2 atau sekitar 73 persen dari total keseluruhan lahan.
“Kami optimistis bisnis persewaan gudang dan fasilitas pabrik siap pakai ini akan terus tumbuh di masa datang. Karena sekarang pembangunan infrastruktur begitu pesat seperti bertambahnya akses jalan, pelabuhan dan bandara," kata Eddy.
Selain itu, pertumbuhan bisnis e-commerce dan logistik di Indonesia juga mendorong bertambahnya permintaan fasilitas pergudangan dengan fasilitas yang lengkap serta memiliki konektivitas dengan pelabuhan, bandara dan jalan tol.
Ia menyampaikan, saat ini pertumbuhan sektor e-commerce di Indonesia cukup pesat dan diperkirakan akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2025, dengan nilai lebih dari US$ 45 miliar.
Penelitian oleh Google dan Temasek Holdings menyebutkan kalau penjualan e-commerce diperkirakan akan mencapai 5-8 persen dari total penjualan ritel pada tahun 2025. Pertumbuhan e-commerce ini ikut mendongkrak performa industri logistik di Indonesia.
Dikatakannya, berdasar data yang disampaikan Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), bisnis logistik tahun ini akan tumbuh sekitar 10 persen dibandingkan tahun lalu. Pada 2020, bisnis logistik akan tumbuh sekitar 8-9 persen.
Bahkan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) memprediksi potensi pertumbuhan bisnis logistik bisa mencapai lebih dari 30 persen hingga 2020.
"Melihat perkembangan bisnis yang terkait pergudangan yaitu e-commerce dan logistik yang terus tumbuh dengan pesat, kami optimistis dapat mendorong kinerja positif SSIA di masa yang akan datang. Kami juga yakin pengembangan bisnis pergudangan sewa dan fasilitas pabrik siap pakai akan menopang pencapaian target akhir tahun SSIA,” kata Eddy.
Swasta kembangkan bisnis pergudangan modern di kawasan industri Karawang
Rabu, 4 Desember 2019 19:12 WIB