Cianjur (ANTARA) - Pedagang pakan ternak di Cianjur, Jawa Barat, mengeluhkan penurunan daya beli yang terus menurun akibat harga pakan yang melambung, sehingga petani memilih membuat pakan sendiri untuk hewan ternak yang dibudidayakan agar tetap memiliki nilai jual.
"Kenaikan harga berbagai jenis pakan tersebut, sudah terjadi sejak satu bulan terakhir. Dampaknya angka penjualan terus menurun karena petani lebih memilih membuat pakan sendiri untuk menyiasati mahalnya harga pakan," kata Hengki Irawan (48) pedagang pakan di Jalan Pasirhayam, Cianjur pada wartawan Selasa.
Ia menjelaskan saat ini, harga pakan ayam merek pokpand dijual dengan harga Rp390 ribu per karung seberat 50 kilogram dari harga awal Rp360 ribu. Sedangkan pakan merek Sinta BR21E seharga Rp310 dari Rp285 per 50 kilogram.
Untuk pakan ikan merek Cargill pun mengalami kenaikan dari Rp150 ribu menjadi Rp175 ribu per 30 kilogram, pakan ikan tersebut naik sudah hampir dua bulan terakhir. Dampaknya angka penjualan menurun tajam yang semula perhari dapat menjual 500 kilogram perhari, saat ini hanya 300 kilogram. Bahkan tidak jarang Pedagang hanya menju satu karung seberat 50 kilogram.
"Harapan kami sama dengan pembeli atau petani, harga pakan kembali normal agar daya beli kembali meningkat. Saat ini untuk penghasilan kami hanya cukup untuk menutupi operasional sehari-hari," katanya.
Sementara sebagian besar petani di wilayah utara Cianjur, terpaksa mengunakan berbagai cara untuk menyiasati mahalnya harga pakan salah satunya mengurangi jumlah ikan di tiap kolam budidaya dan membuat pakan sendiri agar perkembang biakan hewan ternak tidak terganggu.
Lukman (30) petani ikan di Kampung Tugu, Desa Sukamaju, Kecamatan Cianjur, mengatakan mahalnya pakan ikan sejak beberapa bulan terakhir membuat petani cukup kesulitan khusus memenuhi kebutuhan pakan untuk perkembangan dan nilai jual ikan yang dibudidayakan.
"Sudah pasti imbasnya daya jual berkurang karena jumlah ikan dalam kolam dikurangi untuk memenuhi standar kebutuhan dan pesanan pelanggan. Serta mengatasi pemakaian pakan yang tinggi, kami pakai pakan buatan sendiri," katanya.
Baca juga: 12 orang pencari kerja di Cianjur jadi korban penipuan
Baca juga: DPRD Cianjur minta kaji ulang rencana penghapusan IMB dan Amdal