Bandung (ANTARA) - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengirimkan satu unit pesawat terbang jenis CN235-220 dengan mode transportasi militer ke Kathmandu untuk kebutuhan Nepalese Army (Tentara Nepal).
Direktur PTDI, Elfien Goentoro menyebut pesawat tersebut direncanakan akan tiba pada Sabtu (2/11) ke Nepal setelah diterbangkan dari Lanud Husein Sastranegara Bandung, Rabu (30/10).
"Jadi pesawat ini, CN235 mau kita kirim ekspor ke Kathmandu, Nepal. Jadi atas kontrak Angkatan Darat Nepal pada Juni 2017, Alhamdulillah kita bisa kirim tepat waktu," kata Elfien di Hanggar Fixed Wing PTDI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Rabu.
Pesawat karya anak bangsa tersebut, kata dia, memiliki enam mode konfigurasi yang bisa diterapkan sesuai kebutuhan. Diantaranya yakni mode angkut, cargo, paratroop, medevac, patroli maritim bahkan VIP.
Menurutnya Nepal telah memesan pesawat tersebut dengan beberapa mode konfigurasi. Sedangkan fasilitas kelengkapan mode konfigurasi tersebut, kata dia, telah terlebih dahulu dikirimkan ke Nepal melalui jalur kargo.
"Alat-alat tipe konfigurasinya kita sudah kargo kan, yang dipasang ini adalh mode paratroops," kata dia.
Pesawat CN235-220 itu diterbangkan oleh Captain Esther Gayatri Saleh sebagai Test Pilot In Command dan Flight Instructor dan Captptain Ervan Gustanto sebagai Copilot. Adapun pesawat tersebut akan dilakukan tes penerbangan lanjutan dan Final Acceptance Flight oleh Nepalese Army.
Menurutnya nilai kontrak pesawat tersebut kurang lebih 30 juta dollar Amerika. Namun nilai pesawat tersebut, kata dia, dapat dipengaruhi juga oleh biaya onderdil dan kebutuhan lainnya.
"Jadi LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia) untuk ekspor ke Afrika dan Asia Selatan ini kita dapat Rp400 miliar pembiayaan, dan khusus untuk Nepal ini modal kerja sekitar Rp207 miliar," kata dia.
Baca juga: PTDI serahkan heli AKS dan CN235-220 kepada Kemenhan
Baca juga: Lima karyawan PTDI terdakwa penggelapan onderdil pesawat Rp5,3 miliar