Jakarta (ANTARA) - Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memulai operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) pada Jumat, di daerah tangkapan air waduk Kaskade Citarum Jawa Barat untuk menambah kapasitas air di waduk itu.
Kepala Balai Besar TMC BPPT Tri Handoko Seto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat malam mengatakan operasi TMC direncanakan dilaksanakan dalam 20 hari kegiatan penerbangan. Namun jika masih ada kebutuhan, operasi TMC dapat dilanjutkan.
Seto mengatakan penerbangan perdana kegiatan TMC di daerah tangkapan air waduk Kaskade Citarum dimulai Jumat (25/10) dengan menggunakan pesawat jenis CASA 212-200 registrasi PK-PCT milik PT Pelita Air Service.
Kegiatan TMC yang mendatangkan hujan untuk mengisi air di daerah tangkapan air waduk ini merupakan kerja sama antara BBTMC BPPT dengan Perum Jasa Tirta II, PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa Barat, dengan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Pusat Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Waduk Kaskade Citarum terdiri dari Waduk Saguling, Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur yang merupakan tulang punggung dari ketersediaan pasokan listrik di wilayah Jawa Bali. Waduk Saguling memiliki kapasitas produksi 4x175,8 MW, sedangkan Waduk Cirata berkapasitas 8x126 MW dan Waduk Jatiluhur 187 MW.
Selain untuk produksi listrik, Seto menuturkan air yang bersumber dari Waduk Kaskade Citarum juga digunakan untuk pertanian di Jawa Barat, termasuk memenuhi kebutuhan air baku bagi industri, masyarakat Jakarta dan sekitarnya.
Untuk membantu pengamatan cuaca dan kondisi awan di wilayah target, sudah ditempatkan personel di dua lokasi Pos Pengamatan Meteorologi (Posmet), yaitu di daerah Ciwidey dan Purwakarta.
Hasil pengamatan cuaca dan potensi awan hujan akan dilaporkan setiap saat oleh petugas di Posmet kepada Tim Pelaksana di Posko untuk dianalisis dan dijadikan sebagai masukan guna menentukan strategi pelaksanaan penyemaian awan setiap harinya.
BPPT juga bekerja sama dengan BMKG, Stasiun Klimatologi Bogor untuk analisa data cuaca dan radar. Kemudian, akan dilakukan pemantauan hujan dari hasil kegiatan TMC di daerah target oleh Tim Monitoring dan Evaluasi.
BBTMC BPPT sejak sebulan yang lalu hingga saat ini melaksanakan tugas operasi TMC penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. Selama pelaksanaan TMC terjadi hujan yang cukup merata sehingga mengurangi jumlah hotspot secara signifikan.
TMC selain diaplikasikan dan dimanfaatkan untuk mitigasi bencana hidrometeorologi seperti kekeringan, banjir dan bencana kabut asap akibat karhutla, juga dilaksanakan dalam pengamanan proyek strategis nasional dan kegiatan penting kenegaraan yang bersifat nasional dan internasional baik untuk mengurangi gangguan kabut asap maupun menjaga agar lokasi kegiatan tidak terkendala oleh cuaca ekstrem seperti Sea Games pada tahun 2011 di Provinsi Sumatera Selatan dalam pengamanan mengurangi curah hujan; Pekan Olahraga Nasional (PON) di Riau pada Tahun 2013 yang terganggu kabut asap maupun curah hujan di areal lapangan olah raga; Islamic Solidarity Games di Sumatera Selatan Tahun 2013.
Kemudian, TMC juga berperan dalam redistribusi curah hujan di wilayah DKI pada tahun 2013 dan 2014; pengurangan curah hujan di area proyek pembangunan Jalan Tol Samarinda-Balikpapan Tahun 2018; kegiatan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang; acara Annual Meeting IMF-World Bank 2018 di Bali serta kegiatan kenegaraan lain seperti peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara.
Baca juga: Luhut undang menteri anggota Forum AIS lihat progres penanganan Sungai Citarum
Baca juga: Panglima TNI : Proses pembersihan Sungai Citarum sudah 40 persen