Mekkah (ANTARA) - Setelah puncak musim haji atau setelah fase ibadah di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna) sebanyak 169 anggota jamaah Indonesia wafat di Tanah Suci.
Kepala Seksi Data dan Informasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2019 Nurhannudin di Mekkah, Kamis, mengutip data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) pada hari ke-40 operasional haji, jumlah jemaah wafat cenderung menurun dibandingkan hari yang sama pada lima tahun terakhir.
"Pada 2015 ada 397 orang wafat, 2016 ada 180 orang wafat, 2017 ada 327 orang wafat, dan di 2018 ada 177 orang wafat. Dan pada 2019 ini, ada 169 orang wafat pada hari ke-40 masa operasional haji. Angka ini sedikit lebih besar dari jumlah jamaah wafat di hari yang sama pada 2014, yang berjumlah 166 orang," katanya.
Namun jika dihitung proporsinya, lanjut Nurhan, prosentase jumlah anggota jamaah wafat tahun ini tetap jauh lebih kecil dibanding 2014. Sebab, kuota haji 2019 adalah yang terbesar dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Nurhan memaparkan pada 2014 – 2016, jumlah kuota haji Indonesia hanya sebesar 168.800 orang karena adanya pemotongan kuota sebesar 20 persen.
Pada 2017 dan 2018, kuota haji telah kembali normal menjadi 211 ribu, dan memperoleh tambahan sebesar 10 ribu menjadi 221 ribu jemaah.
"Pada 2019 ini, kuota bertambah lagi 10 ribu sehingga menjadi 231 ribu. Jadi kalau kita lihat proporsi jumlah anggota jamaah yang wafat, pasti lebih kecil dari tahun-tahun sebelumnya," ucap Nurhan.
Jamaah haji Indonesia telah menyelesaikan rangkaian puncak ibadah haji, mulai wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, serta melontar jumrah di jamarat, pada Rabu (14/8).
Jamaah haji asal Trenggalek yang tergabung dalam Kloter 30 Surabaya (SUB 30) menjadi kelompok terakhir yang menyelesaikan lontar jumrah di jamarat.
Senada dengan Nurhan, Kasi Kesehatan Daker Mekkah M. Imran menyatakan dari jumlah total 169 orang, 58 di antaranya wafat pada fase Armuzna (9 – 13 Zulhijjah 1440 H).
"Ke-30 orang di antaranya wafat di wilayah Armuzna. Sisanya, wafat di RSAS Mekkah,” kata Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Mekkah Imran.
Imran menuturkan, pada pelayanan kesehatan fase Armuzna tahun ini pun relatif tidak memiliki kendala.
"Jumlah pasien yang dilayani di Poskes Arafah berjumlah 73 orang, kemudian dirujuk 28 orang. Sementara anggota jamaah yang dilayani di Poskes Mina berjumlah 348 orang, dan dirujuk ke RSAS sebanyak 71 orang," tutur Imran.
Baca juga: Anggota jamaah Indonesia yang sakit di Arafah berkurang drastis tahun ini
Baca juga: Hujan deras di Mina, tenda jamaah haji Indonesia dipastikan aman