Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan proyek pembangunan High Voltage Direct Current (HVDC) atau kabel bawah laut tegangan tinggi untuk jaringan listrik Sumatera-Jawa harus segera direalisasikan guna mengatasi kebutuhan listrik yang semakin tinggi.
"Intinya ialah bagaimana menambah pengaman atau cadangan listrik di sekitar DKI Jakarta dan Jawa Barat secara keseluruhan. Program kabel bawah laut dari Sumatera itu harus segera direalisasikan karena itu sudah ada dananya, cuma dibatalkan saja oleh PLN," kata JK kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Selasa.
Listrik merupakan suatu kebutuhan yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan perkembangan industri, apalagi di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Sehingga, lanjut Wapres, sistem pengaman pembangkit listrik untuk kebutuhan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya harus dibangun berlapis. Pembangunan jaringan kabel listrik tegangan tinggi bawah laut Sumatera-Jawa itu menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.
"Salah satunya ialah bagaimana ada transmisi Sumatera-Jawa itu, jadi tersambung dengan kabel bawah laut. Sehingga kalau ada masalah di Jawa Barat, terputus dari Jawa Timur misalnya, itu ada (pasokan) dari Sumatera," jelasnya.
Namun, rencana pembangunan tersebut dihapus dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada 2016 karena dianggap tidak ekonomis saat itu.
"Dulu sudah ada rencananya, tapi oleh PLN dibatalin. Dulu PLN menganggap (pasokan) Jawa cukup. Padahal listrik itu tiap tahun tidak pernah berhenti, listrik itu adalah infrastruktur yang tidak pernah selesai," tegasnya.
JK mengatakan salah satu penyebab pemadaman listrik secara serentak di sejumlah bagian Pulau Jawa, Minggu (4/8), adalah karena kerusakan jaringan pembangkit listrik dari timur ke barat tidak segera diperbaiki. Akibatnya, pembangkit cadangan menerima beban kapasitas yang lebih besar dari biasanya sehingga menyebabkan kerusakan juga.
"Kemarin itu masalahnya tidak cepat dipadamkan, mungkin masih bisa diperbaiki jadi tidak dipadamkan yang bagian di Jakarta, sehingga beban itu naik terus. Karena pikirnya hari Minggu beban tidak banyak," ujarnya.
Baca juga: Polisi pastikan gangguan SUTET 500 KV bukan sabotase
Baca juga: Presiden: Rencana cadangan energi listrik harus berjalan