Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Pemerintah Kabupaten Sumedang mulai menggelar uji coba program makanan bergizi pada sekitar 400 siswa sekolah dasar (SD) di Kabupaten Sumedang.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat Siti Rochani mengungkapkan bahwa uji coba makanan bergizi tersebut, dijalankan di dua sekolah yakni SD Negeri Sirahcai Jatinangor, dan SD Negeri Pamoyanan Jatigede yang juga ditinjau langsung olehnya.
Baca juga: Masyarakat diminta terapkan pola makan bergizi seimbang
"Tadi saya lihat langsung, menunya ada nasi, ada ayam kecap, ada nugget dari tempe dan ada buah, sayur brokoli, wortel sosis, dan susu," kata Siti saat dikonfirmasi di Bandung, Selasa.
Siti menjelaskan dalam menjalankan program ini, Pemkab Sumedang melakukannya dalam skema pembiayaan dengan dana dari BUMD beserta CSR-nya dan APBD, sementara Pemprov Jawa Barat turut membantu dengan menyediakan susu.
"Kita kerja sama dengan industri pengolah susu biasa disebut IPS, ada Ultra, Chimory, banyak lah macem-macem itu. Kami kumpulkan mitra peternakan supaya support. Susunya UHT seperti di supermarket," ujarnya.
Program ini sendiri, kata Siti, akan digelar selama dua bulan, di mana siswa-siswi diberikan makanan bergizi dari Senin-Sabtu dengan perkiraan harga menu yang diberikan mencapai Rp15 ribu di luar harga susu.
Program ini juga, dinilai Siti, bisa turut menekan angka stunting karena perkembangan anak dipantau dan tidak hanya sekedar diberikan makanan.
"Dalam rangka peningkatan konsumsi hewani kami sangat mendukung, dengan ada parameter pada anak-anak sebelum dan sesudah. Jadi, ketika akan diberikan program, mereka ditimbang dulu, diukur tinggi badan, nanti setelah selesai program, ditimbang lagi dan tinggi dilihat jadi terlihat nanti pertumbuhannya gimana," ujarnya.
Pihaknya memberikan catatan atas program ini, salah satunya yaitu peran orang tua di rumah yang harus bisa memberikan menu bergizi kepada anak-anak mereka, sebagai usaha penanganan stunting secara lebih efektif.
"Perlu diedukasi, yaitu kepada orang tua, pemerintah sudah memberikan stimulus. Tapi keluarga sudah harus berfikir untuk Indonesia Emas harus diberikan makanan bergizi," katanya menambahkan.
Baca juga: Bapanas tingkatkan kualitas pola konsumsi bergizi lingkungan pesantren Kuningan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat Siti Rochani mengungkapkan bahwa uji coba makanan bergizi tersebut, dijalankan di dua sekolah yakni SD Negeri Sirahcai Jatinangor, dan SD Negeri Pamoyanan Jatigede yang juga ditinjau langsung olehnya.
Baca juga: Masyarakat diminta terapkan pola makan bergizi seimbang
"Tadi saya lihat langsung, menunya ada nasi, ada ayam kecap, ada nugget dari tempe dan ada buah, sayur brokoli, wortel sosis, dan susu," kata Siti saat dikonfirmasi di Bandung, Selasa.
Siti menjelaskan dalam menjalankan program ini, Pemkab Sumedang melakukannya dalam skema pembiayaan dengan dana dari BUMD beserta CSR-nya dan APBD, sementara Pemprov Jawa Barat turut membantu dengan menyediakan susu.
"Kita kerja sama dengan industri pengolah susu biasa disebut IPS, ada Ultra, Chimory, banyak lah macem-macem itu. Kami kumpulkan mitra peternakan supaya support. Susunya UHT seperti di supermarket," ujarnya.
Program ini sendiri, kata Siti, akan digelar selama dua bulan, di mana siswa-siswi diberikan makanan bergizi dari Senin-Sabtu dengan perkiraan harga menu yang diberikan mencapai Rp15 ribu di luar harga susu.
Program ini juga, dinilai Siti, bisa turut menekan angka stunting karena perkembangan anak dipantau dan tidak hanya sekedar diberikan makanan.
"Dalam rangka peningkatan konsumsi hewani kami sangat mendukung, dengan ada parameter pada anak-anak sebelum dan sesudah. Jadi, ketika akan diberikan program, mereka ditimbang dulu, diukur tinggi badan, nanti setelah selesai program, ditimbang lagi dan tinggi dilihat jadi terlihat nanti pertumbuhannya gimana," ujarnya.
Pihaknya memberikan catatan atas program ini, salah satunya yaitu peran orang tua di rumah yang harus bisa memberikan menu bergizi kepada anak-anak mereka, sebagai usaha penanganan stunting secara lebih efektif.
"Perlu diedukasi, yaitu kepada orang tua, pemerintah sudah memberikan stimulus. Tapi keluarga sudah harus berfikir untuk Indonesia Emas harus diberikan makanan bergizi," katanya menambahkan.
Baca juga: Bapanas tingkatkan kualitas pola konsumsi bergizi lingkungan pesantren Kuningan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024