Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan, pengawasan serta penguatan regulasi dalam pengelolaan limbah B3.
Hal tersebut, kata Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin, sebagai komitmen mendukung pengelolaan limbah B3 atau bahan berbahaya dan beracun, yang ramah lingkungan serta berkelanjutan di semua fasilitas layanan kesehatan.
Baca juga: DLH Jabar: Sampah Bandung Raya di TPA Sarimukti terkelola baik
"Kami sangat berkomitmen mendukung ragam upaya pengelolaan limbah B3 yang ramah lingkungan melalui penguatan regulasi, pengawasan regulasi, dan peningkatan kapastas, salah satunya melalui seminar ini," kata Bey dalam seminar di kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, Bandung, Selasa.
Bey mengungkapkan pada 2023, tercatat limbah B3 yang dihasilkan di Jabar mencapai 36.744,82 ton dengan jumlah limbah yang dikelola lebih lanjut mencapai 8.048,6 ton.
Sisanya, disimpan di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (TPS B3) sebesar 28.696,22 ton.
"Karena itu seminar ini sangat krusial dalam berbagi pengetahuan dan berbagi pengalaman terkait kebijakan dan teknik pengelolaan limbah B3, khususnya di layanan kesehatan," ujar Bey.
Seminar yang diinisiasi oleh DLH Jabar dan PT Jasa Medivest tersebut menghadirkan para ahli dan praktisi di bidang pengelolaan limbah dan lingkungan dengan jumlah sekitar 680 peserta seperti penghasil, transporter, dan pengelola limbah medis secara hibrida.
Bey berharap, mereka dapat menggali ilmu dan berdiskusi secara mendalam mengenai berbagai aspek pengelolaan limbah B3.
"Saya harap seminar ini membuahkan solusi efektif dan inovatif dalam menangani limbah B3 serta membangun sinergi yang lebih kuat antara pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat untuk terus menjaga dan melestarikan lingkungan di Jabar," tutur Bey.
Baca juga: DLH Jabar pastikan TPA Sarimukti tolak sampah tercampur mulai tahun 2024
Hal tersebut, kata Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin, sebagai komitmen mendukung pengelolaan limbah B3 atau bahan berbahaya dan beracun, yang ramah lingkungan serta berkelanjutan di semua fasilitas layanan kesehatan.
Baca juga: DLH Jabar: Sampah Bandung Raya di TPA Sarimukti terkelola baik
"Kami sangat berkomitmen mendukung ragam upaya pengelolaan limbah B3 yang ramah lingkungan melalui penguatan regulasi, pengawasan regulasi, dan peningkatan kapastas, salah satunya melalui seminar ini," kata Bey dalam seminar di kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, Bandung, Selasa.
Bey mengungkapkan pada 2023, tercatat limbah B3 yang dihasilkan di Jabar mencapai 36.744,82 ton dengan jumlah limbah yang dikelola lebih lanjut mencapai 8.048,6 ton.
Sisanya, disimpan di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (TPS B3) sebesar 28.696,22 ton.
"Karena itu seminar ini sangat krusial dalam berbagi pengetahuan dan berbagi pengalaman terkait kebijakan dan teknik pengelolaan limbah B3, khususnya di layanan kesehatan," ujar Bey.
Seminar yang diinisiasi oleh DLH Jabar dan PT Jasa Medivest tersebut menghadirkan para ahli dan praktisi di bidang pengelolaan limbah dan lingkungan dengan jumlah sekitar 680 peserta seperti penghasil, transporter, dan pengelola limbah medis secara hibrida.
Bey berharap, mereka dapat menggali ilmu dan berdiskusi secara mendalam mengenai berbagai aspek pengelolaan limbah B3.
"Saya harap seminar ini membuahkan solusi efektif dan inovatif dalam menangani limbah B3 serta membangun sinergi yang lebih kuat antara pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat untuk terus menjaga dan melestarikan lingkungan di Jabar," tutur Bey.
Baca juga: DLH Jabar pastikan TPA Sarimukti tolak sampah tercampur mulai tahun 2024
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024