Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat membentuk Tim Audit Kasus Stunting (AKS) guna mengakselerasi penanganan masalah tengkes di daerah itu.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung Dewi Kania Sari di Bandung, Senin, mengatakan tim tersebut dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Bandung Nomor 800/Kep.850-DPPKB/2022.
Baca juga: Wali Kota Bandung ingatkan warga siaga bencana
"Berdasarkan data SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) tahun 2021 menunjukkan, prevalensi stunting di Kota Bandung sejumlah 26,40 persen," kata dia.
Berdasarkan data Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), pada tahun 2021 tercatat ada sebanyak 7.568 orang atau 7,59 persen balita mengalami tengkes di Kota Bandung.
Dia menjelaskan tengkes salah satu masalah yang penanganannya diprioritaskan oleh Pemerintah Kota Bandung.
Untuk itu, kata dia, Tim AKS bakal melakukan audit tengkes sebanyak dua kali dalam satu tahun. Audit pertama, mulai dilakukan dari sampel di dua kecamatan yakni Babakan Ciparay dan Bandung Kidul.
Dewi mengatakan dua wilayah tersebut menjadi lokasi audit yang pertama karena memiliki data prevalensi tengkes yang tergolong tinggi.
Baca juga: Wali Kota Bandung ingin IndoVac penuhi kebutuhan vaksin COVID-19
Sasaran audit tersebut, kata dia, mulai dari calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, hingga bayi di bawah dua tahun yang memiliki indikasi tengkes.
Ketua TP PKK Kota Bandung Yunimar Mulyana mengatakan pihaknya sudah melakukan beragam upaya dalam menangani masalah tengkes, mulai dari menyediakan makanan bergizi hingga menggelar pelatihan-pelatihan.
"Juga keluarganya harus kita dampingi agar lebih paham penanganannya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung Dewi Kania Sari di Bandung, Senin, mengatakan tim tersebut dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Bandung Nomor 800/Kep.850-DPPKB/2022.
Baca juga: Wali Kota Bandung ingatkan warga siaga bencana
"Berdasarkan data SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) tahun 2021 menunjukkan, prevalensi stunting di Kota Bandung sejumlah 26,40 persen," kata dia.
Berdasarkan data Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), pada tahun 2021 tercatat ada sebanyak 7.568 orang atau 7,59 persen balita mengalami tengkes di Kota Bandung.
Dia menjelaskan tengkes salah satu masalah yang penanganannya diprioritaskan oleh Pemerintah Kota Bandung.
Untuk itu, kata dia, Tim AKS bakal melakukan audit tengkes sebanyak dua kali dalam satu tahun. Audit pertama, mulai dilakukan dari sampel di dua kecamatan yakni Babakan Ciparay dan Bandung Kidul.
Dewi mengatakan dua wilayah tersebut menjadi lokasi audit yang pertama karena memiliki data prevalensi tengkes yang tergolong tinggi.
Baca juga: Wali Kota Bandung ingin IndoVac penuhi kebutuhan vaksin COVID-19
Sasaran audit tersebut, kata dia, mulai dari calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, hingga bayi di bawah dua tahun yang memiliki indikasi tengkes.
Ketua TP PKK Kota Bandung Yunimar Mulyana mengatakan pihaknya sudah melakukan beragam upaya dalam menangani masalah tengkes, mulai dari menyediakan makanan bergizi hingga menggelar pelatihan-pelatihan.
"Juga keluarganya harus kita dampingi agar lebih paham penanganannya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022