Pemerintah Kota Bandung mendorong Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (DPD REI) Jawa Barat untuk membangun kawasan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan saat ini tanah di Kota Bandung memang terbilang mahal, sehingga hunian vertikal untuk MBR juga bisa menjadi salah satu solusi.
"Tanah di Kota Bandung agak mahal, mudah-mudahan bisa ke atas (bangunan vertikal), rumah susun, mudah-mudahan (REI) bisa bantu," kata Yana di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Baca juga: PN Bandung sebut sidang Bahar Smith digelar secara daring
Meski saat ini rumah susun terbilang masih kurang diminati masyarakat, namun menurut Yana kebutuhan tersebut memang menjadi konsekuensi dari perkembangan kota.
Dengan pertumbuhan Kota Bandung, menurutnya lahan untuk permukiman warga semakin terbatas. Jika pun ada, harganya juga cukup sulit untuk dijangkau MBR.
"Lama-lama saya lihat ini adalah konsekuensi dari perkembangan kota gitu, memang akhirnya harus vertikal, apalagi Kota Bandung kan lahannya sangat terbatas," katanya.
Sejauh ini, menurutnya Pemkot Bandung memiliki sejumlah lahan yang sudah dan siap dibuat rumah susun, di antaranya yakni di Rancacili, Cingised, hingga Rusun Peralatan Daerah Militer (Paldam).
"Kota Bandung disiapkan untuk rusun (rumah susun). Sebetulnya lahan di Bandung milik kita (Pemkot Bandung) ada Rancacili, Cingised, dan Paldam juga bisa dibangun, sehingga ada subsidi dari Pemkot maupun pengusaha membantu juga untuk MBR," kata dia.
Baca juga: Rizky Billar didampingi Lesti Kejora penuhi panggilan penyidik Bareskrim Polri
Sementara itu, Ketua DPD REI Jawa Barat Joko Suranto mengatakan bakal menyurvei sejumlah wilayah di Jawa Barat untuk merancang kawasan hunian bagi MBR.
"Kami melakukan pilot project untuk menyurvei detail juga hitungan kebutuhan rumah di Jabar," kata Joko.
Ia mengatakan pembangunan rumah di Jawa Barat mencapai 40.000 unit per tahun. Jumlah tersebut merupakan 35-40 persen dari jumlah nasional. "Karena penduduk Jabar tinggi dan manufakturnya juga banyak sehingga membutuhkan tempat tinggal," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan saat ini tanah di Kota Bandung memang terbilang mahal, sehingga hunian vertikal untuk MBR juga bisa menjadi salah satu solusi.
"Tanah di Kota Bandung agak mahal, mudah-mudahan bisa ke atas (bangunan vertikal), rumah susun, mudah-mudahan (REI) bisa bantu," kata Yana di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Baca juga: PN Bandung sebut sidang Bahar Smith digelar secara daring
Meski saat ini rumah susun terbilang masih kurang diminati masyarakat, namun menurut Yana kebutuhan tersebut memang menjadi konsekuensi dari perkembangan kota.
Dengan pertumbuhan Kota Bandung, menurutnya lahan untuk permukiman warga semakin terbatas. Jika pun ada, harganya juga cukup sulit untuk dijangkau MBR.
"Lama-lama saya lihat ini adalah konsekuensi dari perkembangan kota gitu, memang akhirnya harus vertikal, apalagi Kota Bandung kan lahannya sangat terbatas," katanya.
Sejauh ini, menurutnya Pemkot Bandung memiliki sejumlah lahan yang sudah dan siap dibuat rumah susun, di antaranya yakni di Rancacili, Cingised, hingga Rusun Peralatan Daerah Militer (Paldam).
"Kota Bandung disiapkan untuk rusun (rumah susun). Sebetulnya lahan di Bandung milik kita (Pemkot Bandung) ada Rancacili, Cingised, dan Paldam juga bisa dibangun, sehingga ada subsidi dari Pemkot maupun pengusaha membantu juga untuk MBR," kata dia.
Baca juga: Rizky Billar didampingi Lesti Kejora penuhi panggilan penyidik Bareskrim Polri
Sementara itu, Ketua DPD REI Jawa Barat Joko Suranto mengatakan bakal menyurvei sejumlah wilayah di Jawa Barat untuk merancang kawasan hunian bagi MBR.
"Kami melakukan pilot project untuk menyurvei detail juga hitungan kebutuhan rumah di Jabar," kata Joko.
Ia mengatakan pembangunan rumah di Jawa Barat mencapai 40.000 unit per tahun. Jumlah tersebut merupakan 35-40 persen dari jumlah nasional. "Karena penduduk Jabar tinggi dan manufakturnya juga banyak sehingga membutuhkan tempat tinggal," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022