Pemkab Cianjur, Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Perumdam untuk memasok kebutuhan air bersih warga korban banjir bandang di Kecamatan Leles, Cijati dan Agrabinta.
Sekretaris BPBD Cianjur Irfan Sopyan saat dihubungi di Cianjur Senin, mengatakan sebagian besar warga korban banjir di tiga kecamatan, Leles, Cijati dan Agrabinta, membutuhkan air bersih dan bahan pokok serta baju layak pakai karena sebagian besar barang berharga milik warga hilang terbawa banjir.
Disebutkannya, selama ini korban banjir terpaksa menggunakan air keruh untuk kebutuhan sehari-hari karena sumber mata air bercampur lumpur.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Perumdam untuk menyuplai kebutuhan air bersih ke lokasi. Namun hingga saat ini masih terkendala belum terbukanya akses jalan yang tertutup longsor. Kami akan siasati melalui jalur Sindangbarang-Agrabinta," katanya.
Sementara wilayah yang sangat membutuhkan bantuan air bersih salah satunya Desa Pusakasari, Kecamatan Leles. Dimana saat ini warga terpaksa menggunakan air keruh dan kotor dari sumber mata air yang bercampur lumpur untuk kebutuhan sehari-hari termasuk untuk keperluan memasak.
Kepala Desa Pusakasari Munawar mengatakan sumber mata air yang ada kondisinya keruh dan kotor bercampur lumpur, namun terpaksa digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari karena tidak ada pasokan air bersih.
Pihaknya berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur segera membantu meringankan beban warga tersebut.
"Tidak hanya air bersih, warga juga membutuhkan bantuan pakaian, bahan pokok, selimut dan obat-obatan. Untuk kebutuhan memasak saat ini warga terpaksa menampung air hujan atau mengendapkan air yang diambil dari sumber mata air karena keruh," katanya.
Ia menambahkan Desa Pusakasari merupakan salah satu desa yang terdampak banjir paling parah karena ketinggian air sempat mengenang setinggi 2 meter atau setinggi atap rumah.
Bahkan hingga saat ini, sekitar 54 kepala keluarga dari 160 kepala keluarga masih mengungsi karena rumah mereka rusak sedang dan berat.
"Saat ini warga sudah mulai kembali ke rumahnya masing-masing, meskipun masih ada 54 KK yang memilih dipengungsian karena takut hujan kembali turun lebat dan Sungai Cisokan kembali meluap. Kami juga meminta warga untuk tetap waspada dan kembali ke pengungsian jika hujan turun lebat dengan intensitas lama," katanya.
Baca juga: BPBD Cianjur terkendala minimnya alat berat buka akses jalan tertutup longsor
Baca juga: BPBD Cianjur bersama dinas buka akses jalan tertutup longsor
Baca juga: BPBD Cianjur dirikan tenda darurat untuk 150 KK pengungsi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Sekretaris BPBD Cianjur Irfan Sopyan saat dihubungi di Cianjur Senin, mengatakan sebagian besar warga korban banjir di tiga kecamatan, Leles, Cijati dan Agrabinta, membutuhkan air bersih dan bahan pokok serta baju layak pakai karena sebagian besar barang berharga milik warga hilang terbawa banjir.
Disebutkannya, selama ini korban banjir terpaksa menggunakan air keruh untuk kebutuhan sehari-hari karena sumber mata air bercampur lumpur.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Perumdam untuk menyuplai kebutuhan air bersih ke lokasi. Namun hingga saat ini masih terkendala belum terbukanya akses jalan yang tertutup longsor. Kami akan siasati melalui jalur Sindangbarang-Agrabinta," katanya.
Sementara wilayah yang sangat membutuhkan bantuan air bersih salah satunya Desa Pusakasari, Kecamatan Leles. Dimana saat ini warga terpaksa menggunakan air keruh dan kotor dari sumber mata air yang bercampur lumpur untuk kebutuhan sehari-hari termasuk untuk keperluan memasak.
Kepala Desa Pusakasari Munawar mengatakan sumber mata air yang ada kondisinya keruh dan kotor bercampur lumpur, namun terpaksa digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari karena tidak ada pasokan air bersih.
Pihaknya berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur segera membantu meringankan beban warga tersebut.
"Tidak hanya air bersih, warga juga membutuhkan bantuan pakaian, bahan pokok, selimut dan obat-obatan. Untuk kebutuhan memasak saat ini warga terpaksa menampung air hujan atau mengendapkan air yang diambil dari sumber mata air karena keruh," katanya.
Ia menambahkan Desa Pusakasari merupakan salah satu desa yang terdampak banjir paling parah karena ketinggian air sempat mengenang setinggi 2 meter atau setinggi atap rumah.
Bahkan hingga saat ini, sekitar 54 kepala keluarga dari 160 kepala keluarga masih mengungsi karena rumah mereka rusak sedang dan berat.
"Saat ini warga sudah mulai kembali ke rumahnya masing-masing, meskipun masih ada 54 KK yang memilih dipengungsian karena takut hujan kembali turun lebat dan Sungai Cisokan kembali meluap. Kami juga meminta warga untuk tetap waspada dan kembali ke pengungsian jika hujan turun lebat dengan intensitas lama," katanya.
Baca juga: BPBD Cianjur terkendala minimnya alat berat buka akses jalan tertutup longsor
Baca juga: BPBD Cianjur bersama dinas buka akses jalan tertutup longsor
Baca juga: BPBD Cianjur dirikan tenda darurat untuk 150 KK pengungsi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020