Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, melakukan tes usap terhadap santri maupun pengasuh Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jumat.
Langkah itu ditempuh untuk mendeteksi penyebaran COVID-19 yang selama ini ditemukan beberapa kasus positif di lingkungan pesantren.
Asisten Daerah (Asda) I Bidang Pemerintahan Setda Kabupaten Tasikmalaya mewakili gugus tugas, Ahmad Muksin mengatakan, jajarannya terus berupaya mengatasi penyebaran COVID-19 di lingkungan pesantren dengan melakukan tes usap, perawatan medis dan memberlakukan karantina.
"Kami terus melangkah untuk melakukan penanganan, untuk karantina ada di rumah sakit dan pesantren," kata Ahmad Muksin.
Ia menyebutkan laporan terakhir ada 86 orang dari kalangan santri, pengajar maupun pengurus yang terkonfirmasi positif COVID-19 di lingkungan pesantren wilayah Kecamatan Singaparna.
Data positif yang dilaporkan itu, kata dia, berdasarkan hasil tes usap secara massal yang beberapa hari lalu dilakukan oleh Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Kabupaten Tasikmalaya.
"Pasien yang terkonfirmasi positif ini sudah ditangani dan isolasi," katanya.
Humas Relawan COVID-19 Pesantren Cipasung, Deny Arif Rahman menambahkan tim gugus tugas melakukan tes usap bagi santri, santriwati maupun pengurus pesantren untuk mendeteksi penyebaran wabah COVID-19 di lingkungan pesantren.
Ia menyampaikan tes usap yang saat ini dilaksanakan merupakan tahap dua sebanyak 200 orang, sebelumnya pada tahap pertama dilakukan terhadap 148 orang yang hasilnya ditemukan 86 orang terkonfirmasi positif COVID-19.
"Sekarang melakukan pemeriksaan swab tahap kedua terhadap 200 orang," katanya.
Ia menyampaikan, santri yang terkonfirmasi positif COVID-19 sudah menjalani isolasi mandiri di kamar yang disiapkan pondok pesantren dengan pengawasan khusus sesuai standar protokol kesehatan, sedangkan satu orang santri dirawat di rumah sakit karena diare.
Pengurus pesantren, kata dia, bersama dengan Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 terus berupaya secara maksimal menangani kasus penyebaran virus tersebut, dan berharap semua pihak untuk berdoa agar pandemi COVID-19 cepat berlalu.
"Kami mohon doa dari semua pihak, termasuk orang tua, wali santri di seluruh Nusantara agar pandemi segera berakhir," katanya.
Baca juga: Santri di Ciamis dan Tasikmalaya harus "rapid test" sebelum masuk pesantren
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya isolasi pasien positif COVID-19 dari klaster pesantren
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya pastikan lingkungan pondok pesantren bebas COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Langkah itu ditempuh untuk mendeteksi penyebaran COVID-19 yang selama ini ditemukan beberapa kasus positif di lingkungan pesantren.
Asisten Daerah (Asda) I Bidang Pemerintahan Setda Kabupaten Tasikmalaya mewakili gugus tugas, Ahmad Muksin mengatakan, jajarannya terus berupaya mengatasi penyebaran COVID-19 di lingkungan pesantren dengan melakukan tes usap, perawatan medis dan memberlakukan karantina.
"Kami terus melangkah untuk melakukan penanganan, untuk karantina ada di rumah sakit dan pesantren," kata Ahmad Muksin.
Ia menyebutkan laporan terakhir ada 86 orang dari kalangan santri, pengajar maupun pengurus yang terkonfirmasi positif COVID-19 di lingkungan pesantren wilayah Kecamatan Singaparna.
Data positif yang dilaporkan itu, kata dia, berdasarkan hasil tes usap secara massal yang beberapa hari lalu dilakukan oleh Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Kabupaten Tasikmalaya.
"Pasien yang terkonfirmasi positif ini sudah ditangani dan isolasi," katanya.
Humas Relawan COVID-19 Pesantren Cipasung, Deny Arif Rahman menambahkan tim gugus tugas melakukan tes usap bagi santri, santriwati maupun pengurus pesantren untuk mendeteksi penyebaran wabah COVID-19 di lingkungan pesantren.
Ia menyampaikan tes usap yang saat ini dilaksanakan merupakan tahap dua sebanyak 200 orang, sebelumnya pada tahap pertama dilakukan terhadap 148 orang yang hasilnya ditemukan 86 orang terkonfirmasi positif COVID-19.
"Sekarang melakukan pemeriksaan swab tahap kedua terhadap 200 orang," katanya.
Ia menyampaikan, santri yang terkonfirmasi positif COVID-19 sudah menjalani isolasi mandiri di kamar yang disiapkan pondok pesantren dengan pengawasan khusus sesuai standar protokol kesehatan, sedangkan satu orang santri dirawat di rumah sakit karena diare.
Pengurus pesantren, kata dia, bersama dengan Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 terus berupaya secara maksimal menangani kasus penyebaran virus tersebut, dan berharap semua pihak untuk berdoa agar pandemi COVID-19 cepat berlalu.
"Kami mohon doa dari semua pihak, termasuk orang tua, wali santri di seluruh Nusantara agar pandemi segera berakhir," katanya.
Baca juga: Santri di Ciamis dan Tasikmalaya harus "rapid test" sebelum masuk pesantren
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya isolasi pasien positif COVID-19 dari klaster pesantren
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya pastikan lingkungan pondok pesantren bebas COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020