Pemerintah kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menerjunkan tim medis untuk melakukan uji cepat (rapid test) terhadap pengasuh pondok pesantren untuk memastikan lingkungan pesantren bebas dari penularan wabah COVID-19 sebelum dimulai kembali kegiatan belajar mengajar para santri.
"Sebelum santri datang ke pesantren, pondok harus dipastikan bebas COVID-19 terlebih dahulu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat kepada wartawan di Tasikmalaya, Senin.
Ia menuturkan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Tasikmalaya melakukan pemeriksaan kesehatan secara acak di lingkungan pondok pesantren di Tasikmalaya.
Salah satunya, kata dia, uji cepat kesehatan dilakukan di Pondok Pesantren Ridyadlul Ulum Wadda'wah atau Pesantren Condong sebanyak 150 pengasuh.
Baca juga: 543 santri Gontor ikuti tes cepat COVID-19 di Kabupaten Bekasi
Kegiatan tes massal itu, lanjut dia, untuk memastikan dan meyakinkan kepada masyarakat bahwa penyebaran wabah COVID-19 sudah bisa dikendalikan dengan upaya antisipasi dan penanganan cepat.
"Saat ini kami gencar melakukan tes massal dengan metode rapid test dan swab," katanya.
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, pemeriksaan kesehatan secara massal itu penting untuk mengetahui kondisi pesantren yang aman dan bebas dari wabah COVID-19.
Pemkot Tasikmalaya, kata dia, tidak mau ada kasus baru wabah COVID-19, sehingga perlu langkah antisipasi dalam pencegahannya dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan rajin cuci tangan.
"Kita tak mau kecolongan, kita juga minta masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan," kata Budi.
Baca juga: Pendapat kiyai dan adaptasi kebiasaan baru
Pimpinan Pesantren Riyadlul Ulum Wadda'wah, Diding Darul Fallah menyatakan, pemeriksaan tersebut dikhususkan bagi para ustaz dan ustazah sebagai persiapan pesantren sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
Selain itu, lanjut dia, pesantren akan melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu bagi santri sebelum masuk ke lingkungan pesantren, jika diketahui sakit maka akan diisolasi di ruangan yang sudah disiapkan.
"Kalau nanti ada santri yang tidak sehat, kita akan isolasi terlebih dahulu," katanya.
Baca juga: Tenaga pengajar pesantren akan dapat insentif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Sebelum santri datang ke pesantren, pondok harus dipastikan bebas COVID-19 terlebih dahulu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat kepada wartawan di Tasikmalaya, Senin.
Ia menuturkan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Tasikmalaya melakukan pemeriksaan kesehatan secara acak di lingkungan pondok pesantren di Tasikmalaya.
Salah satunya, kata dia, uji cepat kesehatan dilakukan di Pondok Pesantren Ridyadlul Ulum Wadda'wah atau Pesantren Condong sebanyak 150 pengasuh.
Baca juga: 543 santri Gontor ikuti tes cepat COVID-19 di Kabupaten Bekasi
Kegiatan tes massal itu, lanjut dia, untuk memastikan dan meyakinkan kepada masyarakat bahwa penyebaran wabah COVID-19 sudah bisa dikendalikan dengan upaya antisipasi dan penanganan cepat.
"Saat ini kami gencar melakukan tes massal dengan metode rapid test dan swab," katanya.
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, pemeriksaan kesehatan secara massal itu penting untuk mengetahui kondisi pesantren yang aman dan bebas dari wabah COVID-19.
Pemkot Tasikmalaya, kata dia, tidak mau ada kasus baru wabah COVID-19, sehingga perlu langkah antisipasi dalam pencegahannya dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan rajin cuci tangan.
"Kita tak mau kecolongan, kita juga minta masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan," kata Budi.
Baca juga: Pendapat kiyai dan adaptasi kebiasaan baru
Pimpinan Pesantren Riyadlul Ulum Wadda'wah, Diding Darul Fallah menyatakan, pemeriksaan tersebut dikhususkan bagi para ustaz dan ustazah sebagai persiapan pesantren sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
Selain itu, lanjut dia, pesantren akan melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu bagi santri sebelum masuk ke lingkungan pesantren, jika diketahui sakit maka akan diisolasi di ruangan yang sudah disiapkan.
"Kalau nanti ada santri yang tidak sehat, kita akan isolasi terlebih dahulu," katanya.
Baca juga: Tenaga pengajar pesantren akan dapat insentif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020