Komisi V DPRD Jawa Barat (Jabar) menyatakan prihatin dengan adanya informasi tentang dua pasien yang salah satunya adalah warga negara asing (WNA) asal China, yang diisolasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dua orang pasien tersebut diduga terjangkit novel coronavirus (nCov) atau virus corona.
"Ini fenomena global bahwa apa yang terjadi di sebuah negara dan mudahnya akses transportasi sekarang sampai ke Bandung, Jawa Barat. Kita prihatin ya tentunya dengan hal tersebut," kata Wakil Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat Abdul Hadi, di Bandung, Senin.
Politisi Fraksi PKS DPRD Jawa Barat ini juga meminta pihak terkait untuk melakukan langkah penanganan terbaik untuk mengantisipasi virus corona tersebut.
"Kami mempercayakan RSHS bisa memberikan penanganan terbaik. Ini nyawa atau kondisi masyarakat luas dititipkan ke para ahli yang yang ada di sana," kata dia.
Sementara itu, ketika dimintai pendapat apakah pihaknya setuju dengan Komisioner Ombudsman RI La Ode Ida yang meminta pemerintah untuk mengeluarkan larangan sementara ke Indonesia bagi pekerja dan wisatawan China guna menghindari penularan virus Corona, Abdul Hadi menyatakan pihaknya tidak bisa menyatakan setuju atau tidak terkait hal tersebut.
"Saya kurang paham terkait hal tersebut karena itu ada tingkatan-tingkatan. Tapi cek saja negara tetangga seperti Singapura, Australia, Malaysia menyikapi virus corona ini. Yang pasti kita harus waspada ya tapi jangan panik berlebihan," katanya.
Sebelumnya Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin (RSHS) Bandung belum memastikan apakah dua pasien yang masuk ke ruang isolasi khusus sejak Ahad (26/1) terpapar virus corona.
Direktur Utama RSHS Bandung dr Nina Susana Dewi masih menunggu hasil observasi setelah mengirimkan sampel kedua pasien tersebut ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan.
"Sampel pemeriksaan dikirim ke Litbangkes. Kita menunggu hasil tersebut, jadi tidak bisa menunggu hasil langsung. Mudah-mudahan yang terbaik untuk kedua pasien itu," kata Nina di RSHS Bandung, Senin.
Dia menyebutkan gejala yang dialami salah seorang pasien WNA asal Tiongkok berinisial HG (35) itu menunjukkan gejala flu atau infeksi saluran pernafasan atas akut. Pasien tersebut, kata dia, merupakan rujukan dari RS Cahya Kawaluyaan, Padalarang.
"Dari pemeriksaan, kondisi pasien tersebut secara umum baik, kesadarannya baik, tanda vitalnya baik. Panas badan pada surat rujukan itu 37,7 derajat Celcius. Tapi pada saat diperiksa itu hanya 36 derajat Celcius," kata Nina.
Nina mengatakan pasien HG tersebut dimasukkan ke ruang isolasi karena memiliki riwayat berpergian ke Tiongkok.
Menurutnya, lokasi yang didatangi oleh HG memiliki jarak 1.300 kilometer dari Kota Wuhan yang menjadi tempat kemunculan virus corona.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Ini fenomena global bahwa apa yang terjadi di sebuah negara dan mudahnya akses transportasi sekarang sampai ke Bandung, Jawa Barat. Kita prihatin ya tentunya dengan hal tersebut," kata Wakil Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat Abdul Hadi, di Bandung, Senin.
Politisi Fraksi PKS DPRD Jawa Barat ini juga meminta pihak terkait untuk melakukan langkah penanganan terbaik untuk mengantisipasi virus corona tersebut.
"Kami mempercayakan RSHS bisa memberikan penanganan terbaik. Ini nyawa atau kondisi masyarakat luas dititipkan ke para ahli yang yang ada di sana," kata dia.
Sementara itu, ketika dimintai pendapat apakah pihaknya setuju dengan Komisioner Ombudsman RI La Ode Ida yang meminta pemerintah untuk mengeluarkan larangan sementara ke Indonesia bagi pekerja dan wisatawan China guna menghindari penularan virus Corona, Abdul Hadi menyatakan pihaknya tidak bisa menyatakan setuju atau tidak terkait hal tersebut.
"Saya kurang paham terkait hal tersebut karena itu ada tingkatan-tingkatan. Tapi cek saja negara tetangga seperti Singapura, Australia, Malaysia menyikapi virus corona ini. Yang pasti kita harus waspada ya tapi jangan panik berlebihan," katanya.
Sebelumnya Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin (RSHS) Bandung belum memastikan apakah dua pasien yang masuk ke ruang isolasi khusus sejak Ahad (26/1) terpapar virus corona.
Direktur Utama RSHS Bandung dr Nina Susana Dewi masih menunggu hasil observasi setelah mengirimkan sampel kedua pasien tersebut ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan.
"Sampel pemeriksaan dikirim ke Litbangkes. Kita menunggu hasil tersebut, jadi tidak bisa menunggu hasil langsung. Mudah-mudahan yang terbaik untuk kedua pasien itu," kata Nina di RSHS Bandung, Senin.
Dia menyebutkan gejala yang dialami salah seorang pasien WNA asal Tiongkok berinisial HG (35) itu menunjukkan gejala flu atau infeksi saluran pernafasan atas akut. Pasien tersebut, kata dia, merupakan rujukan dari RS Cahya Kawaluyaan, Padalarang.
"Dari pemeriksaan, kondisi pasien tersebut secara umum baik, kesadarannya baik, tanda vitalnya baik. Panas badan pada surat rujukan itu 37,7 derajat Celcius. Tapi pada saat diperiksa itu hanya 36 derajat Celcius," kata Nina.
Nina mengatakan pasien HG tersebut dimasukkan ke ruang isolasi karena memiliki riwayat berpergian ke Tiongkok.
Menurutnya, lokasi yang didatangi oleh HG memiliki jarak 1.300 kilometer dari Kota Wuhan yang menjadi tempat kemunculan virus corona.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020