Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Rawaurip, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, bernama Carmi dikabarkan hilang kontak dengan keluarga selama 31 tahun setelah berangkat kerja ke Arab Saudi dan sampai saat ini belum diketahui keberadaannya.
Ilyas (85) yang merupakan ayah Carmi di Cirebon, Senin, mengatakan anaknya berangkat ke Arab Saudi pada tahun 1988, melalui salah seorang sponsor yang ada di desanya dan diberangkatkan oleh PT Umah Sejati Alwidah Jaya Sentosa.
"Sponsor sudah meninggal dan PT Umah Sejati yang memberangkatnya sudah tutup lama," sebutnya.
Ia menceritakan Carmi berangkat ke Arab Saudi setelah lulus dari sekolah dasar (SD) pada tahun 1987. Dan satu tahun kemudian Carmi memberanikan berangkat ke Arab untuk menjadi TKW di sana.
Pada saat berangkat, lanjut dia Carmi juga belum memiliki KTP, karena memang usianya yang masih sangat belia.
"Saya masih ingat betul, anak saya berangkat itu setelah lulus SD dan bahkan belum punya KTP, pakainya surat keterangan yang mengurus semua sponsor," tambahnya.
Selama tiga tahun keberangkatan Carmi, Ilyas mengaku beberapa kali mendapatkan kabar dari anaknya melalui surat.
Namun di tahun keempat, lima dan enam tidak ada kabar lagi, sehingga di tahun ketujuh ia pun mendatangi PT yang memberangkatkan Carmi di Jakarta dan saat itu Ilyas sempat berkomunikasi lewat telepon dengan Carmi.
"Jadi terakhir mendapatkan kabar itu waktu Carmi sudah tujuh tahun di sana. Dan sampai sekarang tidak ada kabar-kabar lagi," ujarnya.
Sementara paman Carmi, Sofiyuddin (48) mengatakan dahulu sering mendampingi Ilyas untuk mendatangi PT, KBRI dan orang-orang yang diyakini bisa membantu kepulangan Carmi.
Bahkan, hanya Sofiyuddin yang hingga kini masih menyimpan berkas-berkas saat keberangkatan Carmi seperti foto copy KTP sementara, foto copy paspor, hingga surat-surat yang diajukan pihak keluarga ke kedutaan di Arab Saudi yang hingga kini tidak ada balasan sama sekali.
"Saat berangkat, Carmi masih menggunakan alamat tinggalnya dahulu yakni Desa Bendungan dan kecamatannya pun saat itu masih belum mekar, jadi masih Astanajapura," lanjutnya.
Dalam berkas-berkas yang ditunjukkan Sofiyuddin, tercatat keberangkatan Carmi dari Jakarta ke Arab Saudi pada 2 September 1988, disana juga tercantum nama PT Umah Sejati Alwidah Jaya Sentosa yang memberangkatkan Carmi.
Ia sangat berharap ada belas kasih dari pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk memulangkan keponakannya itu. Karena, tambah dia berbagai ikhtiar yang dilakukan keluarga Carmi sampai sekarang belum ada hasil.
"Saya mohon dan meminta belas kasihan Pak Presiden, keduataan Indonesia yang ada di Arab agar bisa mencarikan Carmi dan memulangkannya. Kami sekeluarga ingin sekali bertemu," tambahnya.
Baca juga: TKW misterius akhirnya bisa bertemu dengan keluarganya
Baca juga: TKI asal Karawang dituduh terlibat sihir di Arab Saudi, ini penjelasan Disnaker
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Ilyas (85) yang merupakan ayah Carmi di Cirebon, Senin, mengatakan anaknya berangkat ke Arab Saudi pada tahun 1988, melalui salah seorang sponsor yang ada di desanya dan diberangkatkan oleh PT Umah Sejati Alwidah Jaya Sentosa.
"Sponsor sudah meninggal dan PT Umah Sejati yang memberangkatnya sudah tutup lama," sebutnya.
Ia menceritakan Carmi berangkat ke Arab Saudi setelah lulus dari sekolah dasar (SD) pada tahun 1987. Dan satu tahun kemudian Carmi memberanikan berangkat ke Arab untuk menjadi TKW di sana.
Pada saat berangkat, lanjut dia Carmi juga belum memiliki KTP, karena memang usianya yang masih sangat belia.
"Saya masih ingat betul, anak saya berangkat itu setelah lulus SD dan bahkan belum punya KTP, pakainya surat keterangan yang mengurus semua sponsor," tambahnya.
Selama tiga tahun keberangkatan Carmi, Ilyas mengaku beberapa kali mendapatkan kabar dari anaknya melalui surat.
Namun di tahun keempat, lima dan enam tidak ada kabar lagi, sehingga di tahun ketujuh ia pun mendatangi PT yang memberangkatkan Carmi di Jakarta dan saat itu Ilyas sempat berkomunikasi lewat telepon dengan Carmi.
"Jadi terakhir mendapatkan kabar itu waktu Carmi sudah tujuh tahun di sana. Dan sampai sekarang tidak ada kabar-kabar lagi," ujarnya.
Sementara paman Carmi, Sofiyuddin (48) mengatakan dahulu sering mendampingi Ilyas untuk mendatangi PT, KBRI dan orang-orang yang diyakini bisa membantu kepulangan Carmi.
Bahkan, hanya Sofiyuddin yang hingga kini masih menyimpan berkas-berkas saat keberangkatan Carmi seperti foto copy KTP sementara, foto copy paspor, hingga surat-surat yang diajukan pihak keluarga ke kedutaan di Arab Saudi yang hingga kini tidak ada balasan sama sekali.
"Saat berangkat, Carmi masih menggunakan alamat tinggalnya dahulu yakni Desa Bendungan dan kecamatannya pun saat itu masih belum mekar, jadi masih Astanajapura," lanjutnya.
Dalam berkas-berkas yang ditunjukkan Sofiyuddin, tercatat keberangkatan Carmi dari Jakarta ke Arab Saudi pada 2 September 1988, disana juga tercantum nama PT Umah Sejati Alwidah Jaya Sentosa yang memberangkatkan Carmi.
Ia sangat berharap ada belas kasih dari pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk memulangkan keponakannya itu. Karena, tambah dia berbagai ikhtiar yang dilakukan keluarga Carmi sampai sekarang belum ada hasil.
"Saya mohon dan meminta belas kasihan Pak Presiden, keduataan Indonesia yang ada di Arab agar bisa mencarikan Carmi dan memulangkannya. Kami sekeluarga ingin sekali bertemu," tambahnya.
Baca juga: TKW misterius akhirnya bisa bertemu dengan keluarganya
Baca juga: TKI asal Karawang dituduh terlibat sihir di Arab Saudi, ini penjelasan Disnaker
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019