Jakarta (ANTARA) - Satu-satunya yang tersisa dalam kalender sepak bola Eropa sebelum musim panas ini adalah Liga Champions, dan seperti final Liga Europa lalu kedua tim Inggris akan saling berhadapan di Madrid, yakni Liverpool ditantang Tottenham.
Siapa yang akan mengawali liburan mereka dengan trofi dan siapa yang merenung setelah final ini nanti?
Berikut hal-hal yang perlu Anda ketahui dari final Minggu dini hari nanti yang kick off pukul 02.00 WIB, versi ESPN. Pertandingan yang menarik para penggemar sepak bola jagat ini akan dilangsungkan di bawah suhu yang panas. Apa saja menariknya laga Liverpool lawan Tottenham Spurs? Berikut ulasannya:
LATAR CERITA: Liverpool turun gelanggang dengan banyak menyandang atribut. Lima kali juara Piala Eropa. Tahun lalu juga mereka mencapai babak ini untuk ditaklukkan Real Madrid di Kiev, Ukraina. Mereka juga finis liga hanya berselisih satu poin di bawah juara Liga Premier Manchester City.
Bertolak belakang dengan Tottenham. Hanya pernah satu kali lolos ke final Piala UEFA 1984. Spurs finis keempat di Liga Premier dan kalah dua kali dengan skor 1-2 melawan Liverpool selama musim ini.
COMEBACK ALA LIVERPOOL: Jika saja tidak menang secara dramatis melawan Napoli pada pertandingan terakhir fase grup musim ini Liverpool mungkin tak akan mencapai babak knockout. Tapi yang lebih luar biasa adalah mereka membalikkan keadaan dari semula 0-3 menjadi 4-0 saat melawan Barcelona pada semifinal.
COMEBACK ALA TOTTENHAM: Tottenham juga hampir tersingkir dari fase grup kalau saja Lucas Moura tidak menciptakan gol pada lima menit sebelum bubaran melawan Barcelona di Camp Nou pada pertandingan terakhir fase grupnya. Moura pula yang menjadi penentu lolosnya Spurs ke final setelah menciptakan hatrik ke gawang Ajax pada leg kedua semifinal padahal Ajax sudah unggul 3-0 dari leg pertama. Yang juga heroik adalah gol Fernando Llorente saat melawan Manchester City pada perempat final kedua yang menentukan jalan selanjutnya Spurs.
TAK PUNYA GELAR, TAK MASALAH: Kedua tim tidak menyandang satu pun gelar saat bertanding di Madrid nanti. Mauricio Pochettino tidak pernah memenangkan satu pun gelar saat menangani Spurs, sedangkan Jurgen Klopp yang menangani Liverpool hanya pernah sekali merengkuh gelar juara pada 2012 ketika membawa Borussia Dortmund menjuarai Bundesliga. Catatannya pada final turnamen besar pun buruk, enam kali kalah dari tujuh kali final.
PERBEDAAN TAKTIK: Kedua manajer menganut paham sepak bola menyerang, langsung ke jantung lawan, dan merangsek ke depan dengan cepat, tetapi Pochettino lebih pragmatis. Kalau lineup Liverpool relatif mapan sepanjang musim, sebaliknya dengan Tottenham yang dirundung cedera. Akibatnya Pochettino dipaksa memasang banyak formasi, skema dan variasi bermain.
JIKA LIVERPOOL KALAH: Mereka akan dirundung masalah psikologis yang lama. Liverpool akan meratap panjang karena kekalahan pada final Liga Champions akan semakin sulit diterima Liverpool yang harus merelakan gelar juara liga jatuh ke tangan Manchester City dengan selisih satu poin saja. Klopp mungkin memang menghadapi masalah dalam membuatnya tuntas mengerjakan segalanya.
JIKA TOTTENHAM KALAH: Mengingat Liverpool lebih difavoritkan, maka kalah tidak akan membuat mental Spurs jatuh. Tapi ada satu masalah, Pochettino sudah lama meminta Tottenham belanja besar pemain. Mengingat pemain-pemain penting seperti Christian Eriksen dan Toby Alderweireld bakal cabut, Pochettino mungkin akan cabut pula jika kekalahan tak membuat manajemen ogah membeli pemain baru.
TEKA TEKI BARISAN SERANG LIVERPOOL: Roberto Firmino adalah striker sentral yang unik bukan karena golnya melainkan karena manuver, umpan dan pergerakan tanpa bolanya. Dia sungguh asset tak ternilai dalam sistem Liverpool. Masalahnya dia dirundung cedera. Klopp memang sudah mengatakan Firmino akan turun tapi enam pekan absen bisa berdampak kepada permainan seorang pemain.
TEKA TEKI BARISAN SERANG TOTTENHAM: Spurs adalah Harry Kane dan Harry Kane adalah Spurs. Tak diragukan lagi Kane adalah pemain paling penting Spurs tapi dia absen sejak 9 April. Jika dia turun, Pochettino menghadapi dilemma apakah dia harus melucuti Son Heung-Min atau Moura yang keduanya sudah tampil heroik selama ini.
PEMAIN BINTANG LIVERPOOL: Tentu saja Mohamed Salah. Produktivitasnya musim ini memang tidak sesubur musim lalu tetapi dia tetap menjadi ancaman yang konstan di depan gawang lawan.
PEMAIN BINTANG TOTTENHAM: Christian Eriksen adalah pemain bintang Spurs yang unik bukan karena cepat atau keatletisannya, tetapi karena pintar menemukan ruang dan pandai mematikan pertahanan lawan. Dia juga ancaman dari jarak jauh.
DARI SEKTOR MANA PERTANDINGAN DIMENANGKAN ATAU DILUMPUHKAN: Kedua tim akan mengeksploitasi kedua sayap permainan mereka. Liverpool punya kombinasi maut antara Andy Robertson dan Sadio Mane di kiri dan Trent Alexander-Arnold dan Salah di kanan. Pochettino sendiri akan mengandalkan dua bek sayap Kieran Trippier dan Danny Rose yang lebih berorientasi menyerang. Mungkin saja dia mengandalkan tiga bek.
FAKTOR X LIVERPOOL: Virgil Van Dijk. Dia adalah salah satu bek tengah terbaik di dunia. Selain menjadi jangkar dalam formasi empat bek, dia juga jago memaksimalkan set piece di muka gawang lawan.
FAKTOR X TOTTENHAM HOTSPUR: Son sering mencetak gol menentukan yang tak terduga. Kombinasi kekuatan, taktik dan energinya bisa merusak lawan ketika lawan kehilangan bola.
LIVERPOOL AKAN MENANG KARENA...mempunyai kualitas top yang merata pada lineup mereka. Mereka juga mempunyai insting tajam dan menyeramkan dalam memanfaatkan bola-bola mati, dalam soal ini mereka memiliki selisih gol dari bola mati plus-15, sedangkan Spurs plus-5. Ini faktor yang membuat mereka lebih maut ketimbang Spurs.
TOTTENHAM AKAN MENANG KARENA...Pochettino paham sekali bagaimana harus pragmatis dan pada final dia sepertinya akan menerapkan strategi menyerap tekanan untuk kemudian melancarkan serangan balik. Spurs tahu lawan menanggung beban harus menang yang lebih besar, dan Pochettino jago mengubah underdog menjadi pemenang.
Laga final Liverpool vs Tottenham, apa menariknya?
Sabtu, 1 Juni 2019 15:16 WIB