Bogor (ANTARA) - Sebanyak 1.238 personel gabungan dari TNI, Polri, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan anggota Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Jawa Barat mengawal pergerakan massa dari Kota Bogor menuju DKI Jakarta terkait rencana aksi 22 Mei 2019 yang belakangan digembar-gemborkan.
"Sebenarnya sih kalau melihat agenda, pengamanan ini untuk tanggal 22 Mei yang mana kami akan antisipasi jika ada pergerakan massa yang mau ke Jakarta dalam kegiatan yang disebut 'people power'," kata Kapolresta Bogor Kota, Kombes Hendri Fiuser, Selasa.
Setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengumumkan hasil rekapitulasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 pada Selasa dini hari, ribuan personel gabungan langsung disiagakan, dimulai dengan kegaiatan apel bersama di Lapangan Sempur, Kota Bogor.
Menurutnya, kegiatan pengamanan ini tidak hanya berlangsung hingga tanggal 22 Mei yang merupakan rencana semula KPU RI mengumumkan hasil Pilpres 2019, melainkan juga hingga satu bulan ke depan.
"Pengamanan ini akan berlangsung hingga pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih tanggal 20 Oktober 2019 mendatang," kata Hendri.
Meski begitu, hingga Selasa siang, menurutnya, belum terpantau peserta aksi yang cukup banyak dari Bogor ke Jakarta. Pihaknya mendeteksi massa berdasarkan atribut yang digunakan.
"Kalau ada yang berangkat ke Jakarta mungkin secara menetes tanpa atribut atau perorangan. Jika nantinya ditemukan massa yang akan bergerak ke Jakarta akan dilakukan imbauan," ujarnya lagi.
Baca juga: Polisi razia kendaraan massa "people power" di Garut dan Tasikmalaya
Baca juga: Ketua MUI Bogor nilai aksi 22 Mei mudarat