Bogor (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengajak kaum milenial untuk mengenal keanekaragaman hayati di Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (Munasain), jalan Juanda Kota Bogor Jawa Barat.
"Pertama bagaimana membuat museum itu dicintai masyarakat, seperti di luar negeri Sabtu dan Minggu sukanya berkunjung ke museum, tapi biasanya kita berkunjung ke mall karena merasa museumnya tidak menarik," ujar Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati kepada ANTARA di Bogor, Minggu (19/5/2019).
Ia mengundang para anggota komunitas, untuk menarik minat masyarakat, salah satunya komunitas Bogor Sketcher untuk menggambar objek maupun artefak yang ada di Museum Manasain. Cara itu dianggapnya, langkah mempersuasi milenial mengamati artefak keanekaragaman hayati.
"Dengan mereka mau menggambar, mengamati dulu, memilih dulu. Jadi tahu banyak. Seperti keranjang dari rotan, kemudian misalnya tumbuhan itu manfaatnya apa," kata Enny.
Enny berharap, upaya yang dilakukan pada momentum peringatan hari keanekaragaman hayati sedunia, yang jatuh pada tanggal 22 Mei nanti bisa menumbuhkan minat milenial maupun masyarakat untuk datang ke museum.
"Kita undang dulu ke sini sebanyak-banyaknya dengan berbagai acara bisa jadi beda anggapannya. Karena ini museum modern yang informatif juga komunikatif jadi mereka belajar sambil entertainment," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Bogor Sketcher, Faisal merasakan sensasi berbeda ketika menggambar objek di Museum Munasain. Karena menurutnya tak sekadar menggambar, tapi juga mengamati makna dan sejarah objek.
"Kegiatan ini benar-benar positif untuk mengisi acara Ramadhan, agar komunitas lain bisa mengetahui seberapa asiknya sketsa itu sendiri," kata Faisal.
Baca juga: Museum Tanah dan Pertanian Bogor resmi dibuka untuk umum
Baca juga: Museum Sejarah Jawa diharapkan menambah daya tarik wisata