Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung resmi menggulirkan program Bekal Anak Sekolah Bergizi Enak dan Murah (Beas Beureum) sebagai strategi meningkatkan kualitas gizi anak.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rita Verita mengatakan program Beas Beureum ini ditujukan kepada siswa Sekolah Dasar (SD). Mengingat saat ini sejumlah sekolah di Kota Bandung telah menerapkan aturan agar siswa membawa bekal sendiri dari rumah.
"Namun ternyata bekal yang dibawa belum sesuai dengan gizi seimbang. Banyak bekal makanan instan dan atau goreng-gorengan dan tidak dilengkapi sayur dan buah," kata Rita di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung, Selasa.
Lewat program Beas Beureum ini, ia menyebutkan dinasnya akan memberikan pemahaman kepada para orang tua dan siswa tentang bekal yang memenuhi kecukupan gizi bagi anak.
Dari satu paket bekal yang dibawa, sepertiganya berisi nasi atau karbohidrat utama.
Kemudian, sepertiga bekal berisi berbahan dasar sayur, lalu seperenamnya bisa dibubuhi lauk serta seperenam sisanya yaitu buah-buahan.
"Mudah-mudahan dengan Beas Beureum ini seluruh masyarakat yang memiliki anak SD bisa memperbaiki gizi bekal anaknya. Jika gizi kurang baik akan berpengaruh saat remaja," katanya.
Rita mengungkapkan penerapan program Beas Beureum juga sebagai upaya menekan angka gangguan pertumbuhan. Dengan adanya perbaikan gizi sejak dini, angka gangguan pertumbuhan anak di Kota Bandung bisa menurun.
"Kita berkomitmen tinggi mencegah stunting (gangguan pertumbuhan. Karena angka stunting di Kota Bandung masih 25,8 persen. Jadi kalau jumlah balita kurang lebih ada 200 ribu maka ada sekitar 51 ribu yang terkena stunting," katanya.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menyambut baik inovasi ini.
Menurutnya, program Beas Beureum menjadi fondasi untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Kota Bandung. Hal itu bisa mendorong terwujudnya visi Bandung Unggul.
"Yang terpenting outputnya adalah membangun kualitas sumber daya manusia. Sekarang mari kita ciptakan masyarakat yang unggul terlebih dahulu. Mari kita bersama membangun Bandung ini dimulai dari sumber daya manusianya dulu yang unggul," kata Oded.
Oded mengaku tantangan terberat dari program Beas Beureum adalah maraknya makanan instan yang sudah menjadi andalan bagi masyarakat. Sebagian masyarakat tak lagi mengolah bahan mentah yang lebih segar dan sehat.
"Persoalannya kadang kita dalam kehidupan ini sudah terkotamintasi pola pikir instan, karena segala enak gurih renyah. Ini persoalan mindset kita yang agak berat," katanya.
Dengan demikian Oded berharap Beas Beureum tidak hanya sebatas peluncuran program. Namun Beas Beureum harus menjadi gerakan dengan skala yang besar.
"Saya berharap tidak hanya peluncuran program. Mari kita propagandakan dan sosialisasikan kepada masyarakat agar program Beas Beureum terimplementasikan," katanya.