Bandung (Antaranews Jabar) - Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Bukalapak meresmikan Artificial Intelligence (AI/kecerdasan buatan) dan Cloud Compunting Innovation Center yang bertujuan menjadikan pergutuan tinggi negeri itu sebagai Entrepreneurial University.
Bukalapak-ITB Artificial Intelligence dan Cloud Compunting Innovation Center diresmikan oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, Rektor ITB Prof Kadarsyah Suryadi dan CEO Bukalapak, Achmad Zaky di Aula Barat ITB, Jalan Ganeca, Kota Bandung, Jumat.
CEO Bukalapak Achmad Zaky mengatakan bahwa Bukalapak merupakan perusahan rintisan yang pertama mendirikan pusat inovasi untuk riset dan pengembangan oleh mahasiswa.
"Tantangan bagi kami saat ini adalah bagaimana mencari talenta teknologi di bidang AI (kecerdasan buatan) yang dapat betkontribusi untuk indonesia," ujarnya.
Zaky menambahkan bahwa AI menjadi teknologi yang berkaitan erat dengan revolusi industri.
Teknologi AI saat ini telah berkontribusi banyak dalam bisnis perdagangan elektronik seperti Bukalapak.
Sementara itu, Rektor ITB Kadarsyah Suryadi mengaku menyambut baik ajakan kerja sama tersebut.
"Hal ini sejalan dengan tujuan ITB untuk menjadi kampus kewirausahaan. Semoga dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan bangsa di bidang teknologi dan inovasi kewirausahaan," ujarnya.
Kadarsyah mengatakan ITB bukan hanya untuk ITB, melainkan hadir untuk kepentingan Bangsa, di antaranya melalui kerjasama dengan industri berbasis inovasi bidang IT seperti Bukalapak.
"Kerja sama ini semoga dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan bangsa di bidang teknologi dan inovasi kewirausahaan," ujar Rektor ITB.
Hadirnya lab tersebut diharapkan mampu mengakselerasi riset dan pengembangan AI dan cloud serta bidang-bidang yang beririsan agar dapat diterapkan secara nyata, sehingga para peneliti dapat berkolaborasi untuk menghasilkan penemuan knowledge baru hasil proses data analytics, teknologi AI, cloud, dan Internet of Things (IoT).
Pusat-Inovasi AI dan cloud ini dapat diakses dan terbuka bagi seluruh civitas akademika ITB.
Selain itu, ITB juga meluncurkan Base Station 4G dengan nama Infinitebe (dibaca Infin-iteBe).
Infinitebe ini merupakan hasil pengembangan Pusat Mikroelektronika ITB yang bekerja sama dengan PT Fusi Global Teknologi dan PT Len Industri dan kemudian dilanjutkan oleh PT Industri Telekomunikasi Indonesia di bawah program Inovasi Perguruan Tinggi di Industri sejak tahun 2016.
Pada program ini Pusat Mikroelektronika merancang salah satu tipe Base Station 4G yaitu Smallcell.
Kepala Pusat Mikroelektronika ITB Prof Trio Adiono, perangkat bernama Infinitebe ini memiliki keunggulan dapat mengatasi permasalahan kapasitas, jaringan berkecepatan tinggi di daerah-daerah padat baik di dalam ruangan maupun luar ruangan.
Ketersediaan Infinitebe ini juga dapat mendukung meningkatnya kebutuhan akses internet di Indonesia dengan pertumbuhan 300 persen.
Baca juga: Pemprov Jabar teken kesepakatan dengan Bukalapak
Perangkat yang sudah dilakukan pengujian di laboratorium operator ini, juga memiliki keunggulan dalam hal instalasi yang lebih mudah dan investasi yang relatif kecil.
Terkait teknologi yang digunakan, Prof Trio mengatakan Infinitebe ini dirancang dengan teknologi terkini yaitu Broadband Wireless Access dengan Tingkat Kandungan Dalam Negerim (TKDN) yang tinggi.
Teknologi dan kompetensi yang dikembangkan pada produk ini mencakup teknologi telekomunikasi, elektronika, radio frekuensi, desain produk, dan lain sebagainya.
"Hal ini mendukung usaha pemerintah dalam mengurangi impor produk-produk telematika dan mengembangkan industri berbasis teknologi serta bernilai tambah tinggi," kata Prof Trio.
Baca juga: Dosen ITB pamerkan alat pendeteksi badai di Arab Saudi
Baca juga: Bukalapak uji coba drone untuk bisnisnya, Menkominfo dukung