Bandung (Antaranews Jabar) - Kepala Regional 2 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Jawa Barat (Jabar) Sarwono mengatakan pemahaman masyarakat terhadap jasa dan layanan atau literasi keuangan menjadi salah satu pekerjaan rumah (PR) pengawas lembaga keuangan ini di wilayah ini.
"Jadi dengan literasi keuangan di bawah inklusi keuangan kita masih punya `PR` besar untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang inklusi keuangan," kata Sarwono seusai menghadiri Festival Inklusi Keuangan 2018 di Kota Bandung, Jabar, Rabu.
Dia mengatakan saat ini inklusi keuangan di Jabar baru sekitar 60 persen, sedangkan literasi sekitar 29 persen.
Hal ini menandakan, kata Sarwono, masih banyak masyarakat yang menggunakan produk perbankan namun tak memahami produk industri jasa keuangannya.
"Tapi tak apa-apa itu karena mereka nabung ikut saja. Yang bahaya itu kalau masyarakat sampai tergiur, tawaran investasi tidak benar karena keuntungan yang menggiurkan," katanya.
Pihaknya menuturkan perkembangan Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif) di Jabar saat ini meningkat dibandingkan beberapa tahun lalu.
Hal tersebut bisa dilihat dari jumlah bank yang menawarkan program Laku Pandai di Jabar yang jumlahnya sudah mencapai puluhan bank.
"Kalau dulu sekitar 8-10 bank, sekarang jadi sekitar 15 bank yang jadi agen Laku Pandai. Itu perkembangannya bagus meningkat, karena dari bank-bank yang menyelenggarakan Laku Pandai banyak inisiatif dan melaksanakan berbagai kegiatan yg mengundang masyarakat masuk ke perbankan," ujar dia.
Selain itu pihaknya juga mengapresiasi diselenggarakan Festival Inklusi Keuangan 2018 yang diadakan oleh Bank BJB karena kegiatan tersebut bisa mengenalkan tentang jasa keuangan kepada anak-anak.