Cirebon (Antaranews Jabar) - Para petani tebu asal Cirebon, Jawa Barat, mengaku pasrah dengan nasibnya, karena gula mereka tak kunjung laku dijual dan penyerapan dari Bulog pun melambat.
"Tahun ini adalah tahun yang sangat pahit bagi petani tebu, karena gula tidak laku dijual," kata seorang petani tebu Cirebon, Mae Azhar di Cirebon, Senin.
Dia mengatakan panen dan cocok tanam pada tahun ini sangat sulit bagi para petani dan mereka mengaku pasrah dengan kondisi saat ini.
Mae mengaku gula para petani dihargai dengan sangat murah dan bahkan tidak laku dijual, saar ini pun masih menumpuk di gudang.
Para petani tebu kata Mae, berharap agar para pemimpin yang berwenang bisa melihat kondisi mereka dan tidak tutup mata.
"Semoga para pemimpin kita cepat sadar dan melihat realita yang terjadi di lapangan," ujarnya.
"Meskipun susah para petani tebu masih berpikir positif, dan masih mau bercocok tanam tebu, walaupun terseok-seok," lanjutnya.
Sementara itu petani lain, Didi Junaidi mengaku pasrah dengan tidak lakunya gula petani, karena saat ini masih menumpuk di gudang dan belum laku dijual, karena harga yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan petani.
Selain itu juga pembelian dari Bulog yang sudah menjanjikan akan membeli gula petani dengan harga Rp9.700 per kilogram juga belum membeli lagi dan ini tentu membuat petani resah.
"Bulog juga baru dua kali membeli gula kami, padahal katanya mau membeli semua gula dari petani," katanya.