antarajabar - Masyarakat Desa Sarongge, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengajak para petani di Kertasari, Kabupaten Bandung, untuk meninggalkan kegiatan perambahan hutan yang mengubah alih fungsi lahan menjadi areal perkebunan sayuran jangka pendek.
Salah satu penggagas konservasi hutan di Sarongge Gunung Gede-Pangrango Tosca Santoso menceritakan kisah sukses petani di Sarongge yang terlepas dari ketergantungan tanaman sayur di lahan konservasi.
Menurut Tosca, upaya pemulihan ekosistem akibat alih fungsi lahan di bukit gunung dapat dilakukan dengan diberikan alternatif mata pencaharian dibanding bertani sayuran di perbukitan.
"Kami berdiskusi dengan petani agar mau turun dengan meninggalkan kebun tanpa menghilangkan sumber perekonomiannya," ujar Tosca saat memberikan sambutan dalam acara silaturahmi antara Kodam III/Siliwangi dan masyarakat di hulu Citarum, Kertasari, Kabupaten Bandung pada Minggu (3/12) sore.
Tosca yang juga merupakan anggota Dewan Pengawas LKBN Antara mengatakan, upaya reboisasi akan sia-sia apabila pelibatannya tidak menyasar kebutuhan masyarakat secara langsung.
Menurutnya, salah satu faktor kerusakan ekosistem di gunung adalah karena adanya alih fungsi lahan. Masyarakat mengubah hutan menjadi areal perkebunan tanaman jangka pendek seperti wortel dan kentang. Sehingga perlunya solusi alternatif agar kebiasaan masyarakat ditinggalkan dan kebutuhan ekonomi terpenuhi.
"Bahwa reboisasi hulu sungai di gunung itu akan sulit selama warga itu belum diberikan alternatif mata pencaharian," katanya.
Meski begitu, tak mudah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar meninggalkan ketergantungan terhadap tanaman sayur jangka pendek. Akan tetapi, dengan pendekatan secara intensif dan keberlanjutan akhirnya petani Sarongge beralih profesi dan lebih menjaga alam.
"Menggunduli hutan dan tanaman sayur itu merugikan ribuan warga di muara sungai atau penduduk di bawah gunung. Ini sudah dilakukan sejak 2008," katanya.
Salah satu mantan petani sayuran di Sarongge, Mamat mengatakan, ia sudah meninggalkan kegiatan merambah hutan dan memilih beternak kelinci.
Menurutnya, alih profesi tersebut atas bantuan dan bimbingan berbagai pihak yang peduli terhadap lingkungan. Diakui Mamat, saat ini memiliki 2000 kelinci yang ia ternakkan.
"Intinya jangan takut tidak makan, jangan takut miskin," katanya.
Desa Kertasari merupakan daerah penghasil sayuran di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Daerah ini berada di hulu Sungai Citarum. Alih fungsi lahan yang awalnya hutan lindung menjadi perkebunan dianggap memicu banjir di area hilir Kabupaten Bandung. ***4***
(U.KR-ASP/C/Y008/Y008) 04-12-2017 08:45:18
Masyarakat Sarongge Ajak Petani Tinggalkan Perambahan Hutan
Senin, 4 Desember 2017 9:43 WIB