Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah pada penutupan perdagangan Kamis sore menguat sebesar 28 poin atau 0,17 persen menjadi Rp16.736 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.708 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini, juga melemah di level Rp16.742 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.732 per dolar AS.
Pengamat Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan kurs rupiah dipengaruhi kenaikan tingkat skeptis, di antara para pejabat Federal Reserve (The Fed) terkait pemangkasan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Desember 2025.
“Para pejabat masih terpecah antara risiko inflasi yang masih ada dan tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja. Para pedagang mengurangi ekspektasi untuk pelonggaran lebih lanjut,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Dalam rilis notulen rapat FOMC bulan Oktober, terungkap bahwa sebagian besar pemangku kepentingan yang terlibat pada pertemuan itu menganggap penurunan suku bunga lebih lanjut kemungkinan akan tepat seiring waktu. Namun, beberapa lainnya tak memandang penurunan suku bunga pada bulan Desember sebagai hal yang tepat.
Sebagian besar peserta rapat mencatat penurunan suku bunga lebih lanjut dapat menambah risiko inflasi yang lebih tinggi menjadi berlarut-larut atau dapat disalahartikan sebagai kurangnya komitmen terhadap target inflasi 2 persen.
