Antarajabar.com - Warga Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sepakat menolak dan menyerukan Pemerintah segera mencabut kebijakan sekolah lima hari karena berdampak kepada pembentukan karakter warga NU dan muslim di Cirebon.
"Kami berkumpul di lapangan ini untuk meyakinkan ke publik bahwa warga NU menolak Permendikbud nomor 23 tahun 2017," kata Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon, Aziz Hakim Syaerozi, Rabu.
Aziz menyampaikan penolakan tersebut memiliki alasan yang mendasar karena sekolah lima hari berdampak kepada pembentukan karakter warga NU dan muslim di Cirebon.
Selain itu penerapan sekolah lima haru terutama di tingkat SLTA membuat siswa kelelahan. Dia berpandangan penerapan peraturan tersebut cenderung banyak mudharat dibandingkan manfaatnya.
Pada dasarnya pembentukan karakter tidak hanya mendapat materi pelajaran di bangku sekolah saja, namun harus dibarengi juga dengan kegiatan keagamaan dalam hal ini mengaji ilmu agama.
"Ketika diterapkannya sekolah lima hari, maka jelas membuat siswa akan lelah, karena mereka harus belajar sampai sore dan juga harus meninggalkan belajar mengaji mereka, ini yang akan mengkhawatirkan," tuturnya.
Pada Rabu (30/8) puluhan ribu warga NU mulai dari pelajar, santri hingga pengajar dan ulama pengasuh pondok pesantren berkumpul di lapangan Pataraksa Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Cirebon.
Mereka datang dalam aksi penolakan sekolah lima hari yang sudah ditetapkan dibeberapa sekolah, karena adanya peraturan menteri yang dianggap kurang sesuai dengan kultur NU.
Warga NU Cirebon Tolak Sekolah Lima Hari
Rabu, 30 Agustus 2017 16:56 WIB