Bandung (ANTARA) - Pertunjukkan “Kabayan Ngalalana” di Gedung Rumentang Siang menghadirkan humor khas longser yang dipadukan dengan dramatik sandiwara Sunda yang tetap eksis di masa kini.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, melalui siaran persnya, Rabu, menyampaikan apresiasi atas hadirnya pementasan yang mengangkat seni tradisi Sunda dengan kemasan baru.
“Kami mengapresiasi setinggi-tingginya para seniman dan panitia yang telah menghadirkan pertunjukan ini. Menjaga eksistensi longser berarti menjaga jati diri budaya Sunda. Semoga generasi muda semakin adaptif terhadap budaya dan semakin mencintai seni tradisi kita,” katanya.
Pertunjukan ini menghadirkan upaya menjaga warisan seni tradisi di tengah arus hiburan modern. Longser yang bersifat cair dan spontan dipadukan dengan sandiwara Sunda yang lebih terstruktur.
Kombinasi keduanya melahirkan sajian yang unik. Improvisasi jenaka longser menyatu dengan narasi dramatik, diperkuat oleh musik karawitan, sentuhan kontemporer, tari tradisi, hingga silat yang dikemas dalam koreografi modern.
Hasilnya, penonton disuguhi pengalaman multisensori. Di atas panggung, tradisi dan modernitas saling berdialog, menghadirkan suasana segar tanpa kehilangan akar budaya.
Tokoh Kabayan tetap menjadi pusat cerita. Sosok sederhana nan cerdas itu bukan hanya menghadirkan nostalgia, tetapi juga menegaskan bahwa kearifan lokal masih relevan di era digital.
Pementasan “Kabayan Ngalalana” akan hadir rutin hingga Desember 2025 di Gedung Rumentang Siang setiap hari Selasa, dengan dua kali pertunjukan pukul 13.00 WIB dan 16.00 WIB.
