Cirebon (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, membantu penanganan Misri (34), warga Desa Sende, Kecamatan Arjawinangun, yang menderita kaki gajah atau filariasis dengan menyiapkan observasi medis lanjutan di rumah sakit daerah.
Sekretaris Dinkes Kabupaten Cirebon Edi Susanto di Cirebon, Rabu, mengatakan warga tersebut sudah dalam pendampingan tenaga kesehatan sejak lama.
Bahkan, kata dia, warga ini pernah dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung untuk mendapat penanganan lebih intensif.
“Pasien ini didiagnosa filariasis sejak 2014. Selama itu sudah ditangani berkoordinasi dengan puskesmas, Dinkes, dan provinsi. Bahkan sempat dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung,” katanya.
Ia menjelaskan hasil pemeriksaan terakhir menyebutkan kondisi Misri sudah negatif filariasis.
Namun, pasien masih mengalami anemia dan keluhan nyeri sehingga tetap perlu observasi serta pendampingan kesehatan secara berkelanjutan.
"Hasilnya negatif, tetapi karena keluhan belum hilang, kami lakukan observasi ulang. Jika diperlukan tindakan medis tambahan, pasien siap dirujuk lagi ke rumah sakit," ujarnya.
Dia menjelaskan penyakit kaki gajah berkembang dalam jangka panjang akibat infeksi nyamuk yang menyerang saluran getah bening.
Ia menyebutkan kondisi pembengkakan bisa menetap, serta sulit pulih sepenuhnya bila tidak dicegah sejak awal.
“Kalau linfa terinfeksi, bisa menyebabkan pembengkakan karena pertahanan tubuh melemah. Dampaknya bisa permanen, sehingga yang penting mencegah infeksi lanjutan,” katanya.
Dalam penanganan kali ini, kata dia, tim medis bersama puskesmas setempat membawa Misri menggunakan ambulans menuju RSUD Arjawinangun guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Ia mengatakan Misri diketahui mulai merasakan sakit saat bekerja sebagai tenaga kerja di Bahrain pada 2011-2013. Kondisi itu makin parah setelah warga tersebut melahirkan anak kedua pada 2017 hingga membatasi aktivitas sehari-harinya.
Dinkes Kabupaten Cirebon memastikan melakukan pemantauan dan pendampingan medis terhadap Misri agar kualitas hidupnya tetap terjaga meski mengalami keterbatasan.
“Puskesmas sudah menyiapkan tenaga kesehatan yang mendampingi pasien. Jika perlu tindakan lanjutan, dinkes akan berkoordinasi kembali dengan rumah sakit,” ucap dia.
