"Pelebaran defisit tersebut disebabkan oleh pelebaran defisit pada neraca transaksi berjalan maupun neraca transaksi finansial, dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian global akibat Trade War 2.0 serta eskalasi ketegangan geopolitik," kata Kepala Ekonom Permata Bank.
Selain itu, defisit transaksi berjalan melebar jadi 3,01 miliar dolar AS atau -0,84 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II 2025, dibandingkan 0,23 miliar dolar AS atau -0,07 persen dari PDB pada kuartal I 2025.
Tekanan tambahan juga datang dari sentimen global, terutama menjelang simposium tahunan Jackson Hole yang diselenggarakan oleh The Fed yang berpotensi memberikan kejelasan arah kebijakan suku bunga ke depan.
"Hari ini, rupiah diperkirakan bergerak dalam kisaran Rp16.225-Rp16.375 per dolar AS," ucap dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah melemah seiring serangkaian rilis data ekonomi AS membaik
