Bandung (ANTARA) - Mayoritas proyek strategis yang diakselerasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan mengefisiensikan anggaran di beberapa pos lain, seperti jalan, ruang kelas baru, sekolah, penerangan jalan, elektrifikasi, hingga rumah tidak layak huni, dibangun pada semester II 2025.
Untuk jalan, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat Dedi Mulyadi, menerangkan saat ini progres perbaikan dan penghalusan jalan telah menyentuh angka sekitar 30 persen dari target total 305,8 kilometer dalam program jalan mulus hingga akhir 2025 ini.
"Dari jalan, itu kurang lebih sekarang sudah sampai ke realisasi 30 persenan. Kita berharap di September ini sudah bisa mencapai 50 persen. Karena sekarang sudah lelang, sudah hampir selesai semua, tinggal operasional," kata Dedi di Bandung, Rabu.
Kemudian untuk pengadaan infrastruktur pendidikan seperti ruang kelas baru, pembangunan unit sekolah baru, sampai rehabilitasi ruang kelas, Dedi merinci untuk unit sekolah baru ditargetkan dibangun 15 unit, ruang kelas baru ditarget sekitar 730 unit termasuk untuk rehabilitasinya.
Semuanya, kata Dedi, akan dimulai di semester II tahun 2025 ini termasuk rehabilitasi ruang kelas yang akan melibatkan TNI.
"Untuk ruang kelas baru mudah-mudahan bisa dibangun September depan. Kemudian unit sekolah baru beberapa lahan sudah dalam appraisal dan mudah-mudahan bisa diselesaikan untuk segera dibangun. Kemudian untuk rehabilitasi ruang kelas yang rusak berat kita kerja sama dengan TNI," ucap dia.
Untuk proyek atau program strategis lainnya seperti puskesmas rawat inap, rumah rakyat miskin, jaringan listrik untuk masyarakat, jaringan air bersih, beasiswa dan lainnya, Dedi tidak menyebutkan kapan akan dimulai atau sejauh apa realisasi sampai saat ini.
Akan tetapi dia menyebutkan soal penerangan jalan tepatnya di Subang telah diprioritaskan untuk dibangun.
"Bentuk lelangnya juga sudah selesai, mudah-mudahan PJU sudah bisa langsung dibangun juga," ucap Dedi.
Terkait dimulainya berbagai proyek strategis yang diprioritaskan hasil dari pergeseran anggaran ini baru bisa semester II ini, tambah dia, karena efisiensi di Jabar efektif pada Maret-April.
"Jadi kita mulainya tidak dari Januari, walaupun kita sebut pergeseran dari Januari, tapi dimulai sejatinya April-Mei. Jadi eksekusinya akan banyak di sini (semester II)," tutur Dedi.
