Meski demikian, investor terlihat masih cukup berhati-hati di tengah tren positif yang terjadi saat ini, terlihat dari kenaikan harga emas sebagai aset lindung nilai sebesar 0,6 persen ke 3.240,30 dolar AS.
"Investor tradisional AS juga terlihat melakukan profit taking dan hold pada investasi Bitcoin mereka yang direfleksikan oleh aliran dana masuk neto pada instrumen ETF Bitcoin spot sebesar -91,4 juta dolar AS pada Selasa kemarin, menyudahi tren netflow positif beruntun pada instrumen tersebut selama empat hari sebelumnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Fahmi menjelaskan pasar mungkin akan membutuhkan katalis baru untuk melanjutkan reli yang ada saat ini.
Meskipun tren positif yang ada khususnya di pasar kripto masih terlihat cukup solid, area harga 106.000 dolar AS berpotensi menjadi resistance yang cukup sulit untuk dilewati di tengah potensi kenaikan inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat kebijakan tarif Trump yang masih membayangi optimisme pasar saat ini.
“Perkembangan lebih lanjut terkait kebijakan perdagangan AS yang lebih akomodatif terhadap pertumbuhan ekonomi, disahkannya kebijakan pro-kripto AS yang memiliki dampak signifikan, serta optimisme The Fed untuk menurunkan suku bunga, merupakan beberapa contoh potensi katalis baru yang mungkin dapat berkembang ke depan,” imbuh Fahmi.
Melihat situasi yang ada, terdapat beberapa opsi yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh para investor sesuai dengan preferensi dan tujuan investasinya masing-masing.
“Bagi investor yang cenderung konservatif, situasi saat ini dapat dimanfaatkan untuk mengamankan profit baik sebagian maupun keseluruhan sambil memantau perkembangan lebih lanjut untuk melakukan entry," katanya.
Sedangkan, lanjut Fahmi, bagi para investor yang memiliki tujuan jangka panjang, strategi hold atau bahkan buy more seperti yang dilakukan oleh Strategy dengan pembelian Bitcoin senilai 1,34 miliar dolar AS baru-baru ini menjadi opsi yang tidak kalah menarik.
Investor juga dapat mendiversifikasikan aset kripto maupun saham AS dengan kapitalisasi dan performa tinggi untuk mengoptimalkan strategi.
Fahmi menjelaskan, saat ini sudah terdapat fitur yang memudahkan berinvestasi ke aset kripto dan saham AS potensial.
Misalnya di fitur Packs di Reku, investor bisa berinvestasi pada berbagai kripto blue chip dan ETF saham AS.
"Terlebih, fitur Packs yang dilengkapi dengan sistem Rebalancing akan membantu investor menyesuaikan alokasi investasinya sesuai dengan kondisi pasar secara otomatis. Dengan begitu, strategi diversifikasi dapat lebih mudah, praktis, dan optimal,” jelasnya.
Baca juga: Arus modal ke Bitcoin capai Rp669 triliun, Indodax sebut kripto kian menarik
Baca juga: Indodax sebut lampaui Google, Bitcoin jadi salah satu aset paling berharga
Baca juga: Bitcoin tembus Rp1,56 miliar, Indodax: Kepercayaan publik makin besar
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Analis nilai lonjakan harga Bitcoin dipengaruhi rendahnya inflasi AS