Antarajabar.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) optimistis keuntungan Bank Jabar Banten (BJB) pada 2016 lebih tinggi dibandingkan dengan pada 2015 karena kinerjanya yang semakin meningkat.
"Jika keuntungan sebesar ini diraih maka deviden ke kas Pemprov Jabar juga diprediksi makin tinggi. Saya memperkirakan Bank Jabar Banten bisa menyumbang sampai Rp500 miliar ke APBD. Kalau `segitu` kan dashyat," kata Ahmad Heryawan di Bandung, Rabu.
Pergerakan harga saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk dengan kode saham BJBR tumbuh positif, mencapai level Rp1.610 per lembar pada penutupan 30 September 2016, atau naik sebesar 113,24 persen .
Aher meminta Bank BJB untuk membuat dan menerapkan langkah-langkah strategis lainnya, agar target 2016 bisa tercapai dan diharapkan bisa meningkatkan efisiensi atau menekan biaya operasional namun tetap bisa menghadirkan prestasi serta pengawasan yang terbaik.
"Jadi dirancang efisiensi bisnis perbankan di BJB dengan baik, kemudian biaya operasional bisa diturunkan, suku bunga juga bisa diturunkan, mungkin dampak dari suku bunga turun operasional juga bisa turun atau dampak dari operasional turun, suku bunga juga turun," kata dia.
Dampak dari hal tersebut, menurut dia, masyarakat, para nasabah, para pebisnis akan merujuk kepada Bank BJB.
"Kemudian keuntungan juga tidak akan berkurang, sebab ketika ada efisiensi, ketika ada penurunan suku bunga perbankan efisiensinya terus dilakukan. Jadi margin keuntungannya akan tetap sama bahkan akan sangat melimpah, karena akan banyak nasabah masuk ke kita (BJB) karena melihat ada suku bunga yang lebih rendah dari bank-bank yang lain," katanya.
Oleh karena itu, ia memberikan apresiasi kepada Bank Jabar Banten karena telah berhasil menasional sekaligus menjadi bank pembangunan daerah terbesar di Indonesia dan saat ini telah berhasil masuk dalam jajaran 15 perbankan terbesar di Indonesia.
Dirinya mengaku selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, pada 2016 sebagai tahun terbaik untuk Bank BJB.