Kota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, meluncurkan mobil layanan konseling sebagai upaya pencegahan terhadap kekerasan anak dan perempuan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, Uum Sumiati mengatakan layanan itu dikembangkan dengan pendekatan jemput bola, sehingga korban dapat menerima bantuan langsung, baik di rumah maupun di lokasi lainnya.
Baca juga: Wali Kota Bandung meminta ASN lebih giat bekerja saat Ramadhan
"Kami juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk PKK, RW, serta komunitas seperti Vawura dan Kencana, untuk menjangkau lebih banyak masyarakat," kata Uum di Bandung, Rabu.
Dia menjelaskan mobil layanan konseling tersebut merupakan bagian dari program Sekolah dan Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak (Senandung Perdana) yang menjadi menjadi langkah besar dalam upaya perlindungan perempuan dan anak.
Menurut dia, Senandung Perdana sudah sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena angka kekerasan terhadap anak di Kota Bandung cenderung tinggi.
Berdasarkan data DP3A Kota Bandung, pada tahun 2024 terdapat 200 kasus kekerasan terhadap perempuan, terdiri dari 97 kasus kekerasan terhadap istri dan 102 kasus terhadap perempuan lainnya.
"Empat jenis kekerasan yang tertinggi adalah kekerasan psikis, keduanya fisik, lalu seksual, dan yang keempatnya adalah penelantaran,” katanya.
Menurut dia, persoalan kekerasan yang terjadi bukan hanya ditangani oleh pihaknya, tapi beririsan juga dengan organisasi perangkat daerah (OPD) lain, seperti kesehatan, pendidikan, kependudukan, tenaga kerja, dan dengan aspek lain.