Bandung (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, mencatat aktivitas perdagangan Jawa Barat (ekspor dan impor) mengalami penurunan pada awal tahun 2025, tepatnya pada Januari.
Ekspor Jabar pada Januari tahun 2025, adalah sebanyak 3,02 miliar dolar AS, turun sebesar 3,93 persen dibandingkan Desember 2024. Sementara impor Jabar pada Januari 2025, sebanyak 1,08 miliar dolar AS, turun sebesar 7,88 persen dibandingkan Desember 2024.
"Penurunan pada ekspor terjadi pada barang kendaraan dan bagiannya, mesin dan perlengkapan elektrik, serta serat stafel buatan. Sementara pada impor penurunan terbesar terjadi padi kendaraan dan bagiannya, filamen buatan dan kain rajutan," kata Kepala BPS Provinsi Jawa Barat Darwis Sitorus di Bandung, Senin.
Dengan nilai ekspor dan impor demikian, kata dia, neraca perdagangan Jawa Barat masih tercatat suplus sebesar 1,94 miliar dolar AS pada Januari 2025. Akan tetapi, nilai ini tercatat mengalami penurunan jika dibandingkan Desember 2024 yang mencapai 1,98 miliar dolar AS.
"Rincian kontribusi sektor ekspor terbesar adalah industri sebesar 98,58 persen, pertanian sebesar 0,82 persen, migas sebesar 0,59 persen dan tambang sebesar 0,01 persen," ujar Darwis.
Sementara untuk impor yang tertinggi adalah bahan baku/penolong sebesar 81,92 persen, barang modal sebesar 10,44 persen dan konsumsi sebesar 7,64 persen.
Neraca perdagangan menurut negara pada Januari 2025, kata Darwis, yang mengalami surplus yaitu dengan Amerika Serikat sebesar 452,05 juta dolar AS, Filipina sebesar 256,60 juta dolar AS, Thailand sebesar 194,28 juta dolar AS dan Jepang sebesar 138.46 juta dolar AS.
Sementara yang mengalami defisit adalah dengan Taiwan sebesar -25,34 juta dolar AS dan China sebesar -210,97 juta dolar AS.