Antarajabar.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher selaku pemegang saham utama Bank Jabar Banten meminta agar bank tersebut siap untuk "jemput bola" dalam penyaluran kredit untuk para petani di Provinsi Jawa Barat.
"Mengapa kami mendorong agar Bank Jabar Banten menjemput bola kredit ke petani karena di daerah kondisinya sudah banyak yang terjerat sistem ijon dan aksi beli spekulan. Petani mau tidak mau terjebak karena mereka membutuhkan pembiayaan," kata Ahmad Heryawan dalam siaran persnya, Rabu.
Menurut dia upaya jemput bola yang dilakukan oleh Bank Jabar Banten ini bisa juga menjadi upaya untuk mensejahterakan dan mengantisipasi petani dari para ijon atau pembeli padi dan sebagiannya sebelum masak serta diambil oleh pembeli sesudah masak.
"Saya optimis penyaluran kredit Bank Jabar Banten ke para petani bisa sukses, karena sudah ada penandatanganan komitmen antara bank tersebut bersama bank BUMN lain dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) yang akan memfasilitasi komoditas kopi," kata dia.
Ia mengatakan selain subdisi, akses para petani terhadap perbankan harus dipermudah dan diperluas karena masyarakat petani tidak mau mengakses perbankan apabila bank mematok suku bunga yang tinggi.
Menurut dia produk lokal petani Jabar menunjukan perkembangan yang signifikan namun dari sisi permodalan, upaya petani menggenjot komoditas masih terbentur pada sulitnya pendanaan dari perbankan.
"Kami telah bersepakat dengan Bank Jabar Banten untuk menopang sektor permodalannya," kata dia.
Aher mengatakan dengan posisi kesiapan pendanaan yang dimilikinya maka Bank Jabar Banten siap melakukan aksi jemput bola pada para petani yang membutuhkan modal.
Dirinya menunjuk petani yang siap didukung permodalannya adalah para petani kopi dan teh. "Jadi pasar kopi dan teh asal Jabar terbuka di luar negeri, salah satunya Mesir," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan salah satu potensi kopi yang bisa menerobos pasar dunia adalah kopi Garutan asal Kabupaten Garut meskipun memiliki kualitas kopi yang sangat tinggi, namun kopi daerah ini masih belum optimal dan butuh dorongan dari pemerintah serta perbankan.
"Kondisinya padahal selama ini perkembangan produksi Kopi Garutan cukup baik dimana dari 26.000 hektare lahan kopi kini telah mencapai 32.000 hektare dengan produksi mencapai 17.100 ton per tahun," kata dia.
Pemprov Jawa Barat sendiri, kata dia, mendorong sejak 2014 lalu dengan terus memberikan program pemberian bibit kopi. "Hal ini salah satu upaya Pemprov Jabar, karena kopi ini potensinyago internasional," katanya.
Bank Jabar Diminta "Jemput Bola" Kredit Petani
Rabu, 8 Juni 2016 14:04 WIB