Antarajabar.com - Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni digelar di Bandung, Jawa Barat pada Rabu (1/6), tepatnya di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika.
Acara dihadiri oleh Presiden Joko Widodo beserta seluruh pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Presiden kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri. Para tamu undangan khusus yang terdiri dari para pimpinan MPR, petinggi partai politik dan menteri-menteri tampak berjalan kaki menuju Gedung Merdeka.
Sementara Jalan Asia Afrika yang sudah ditutup bagi kendaraan, dihiasi dengan poster Soekarno dan petikan-petikan pidatonya yang membakar semangat. Pawai parade seni budaya menyemarakkan acara mulai dari marching band hingga parade sepeda onthel Bandung.
"Demikianlah peringatan pidato Bung Karno yang pertama digelar di Bandung. Saya tidak ingin peringatan ini sebatas seremional tapi generasi muda bisa memahami makna falsafah Pancasila dalam kehidupan sehari-hari," kata Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, saat membuka peringatan.
Usai seremoni di dalam gedung, rencananya presiden dan pimpinan MPR serta segenap petinggi akan melakukan Napak Tilas ke Penjara Banceuy. Semua pimpinan MPR, presiden, serta seluruh tamu undangan akan berjalan kaki dari Gedung Merdeka ke Penjara Banceuy, penjara legendaris yang dibangun Belanda pada 1877.
Hal itu dilakukan untuk mengenang peristiwa pada 29 Desember 1929 saat Soekarno, Maskoen, Soepriadinata, dan Gatot Mangkoepraja ditangkap Belanda di Yogyakarta dan dijebloskan ke penjara Banceuy, Bandung, selama delapan bulan. Di penjara itulah, Soekarno menyusun pledoi yang sangat terkenal, diberi judul Indonesia Menggugat.
Sebelumnya, MPR telah menggelar serangkaian acara peringatan. Pada Senin (30/5) diskusi Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat digelar mengawali rangkaian peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni di Gedung Merdeka Bandung. Selain itu, pertunjukan wayang kulit Membumikan Pancasila juga digelar hari itu.
Pada Selasa (31/5), seminar kebangsaan digelar di Universitas Padjadjaran Bandung dengan menghadirkan tokoh-tokoh antara lain Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, guru besar ilmu hukum tata negara Universitas Padjadjaran, Dr Bagir Manan, dan guru besar sosiologi pertanian Universitas Padjadjaran, Prof Dr Ir Ganjar Kurnia, DEA.