Cianjur (ANTARA) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melakukan rapat kordinasi dengan Kepala Cabang Dinas (KCD) Jabar dan Polres Cianjur guna meminimalisir aksi kekerasan jalanan dan tawuran pelajar yang kembali marak.
Kepala Bidang SMP Disdikpora Kabupaten Cianjur Helmi Halimudin di Cianjur, Selasa, mengatakan pihaknya juga mendalami terkait akun di media sosial "Kampung Ceria" yang diduga dikelola anak usia sekolah di Cianjur untuk menggelar aksi tawuran.
Baca juga: DPO penyebab remaja tewas di trotoar menyerahkan diri
"Satuan pendidikan bersama kepolisian di Cianjur akan mengambil berbagai langkah untuk menangani dan mengantisipasi masalah pelajar yang terlibat dalam kasus tawuran yang berujung jatuhnya korban jiwa tidak lagi terulang kemudian hari," katanya.
Selama ini aksi tawuran dan kekerasan jalanan yang dilakukan pelajar terjadi di luar lingkungan sekolah atau di luar jam sekolah, kata dia, sehingga sulit bagi sekolah untuk melakukan pengawasan penuh terhadap kegiatan siswa.
Karena itu pihaknya meminta orang tua lebih meningkatkan pengawasan dan pendampingan terhadap anak saat berada di lingkungan rumah, guna mencegah terjadinya perbuatan yang melanggar hukum.
"Berbagai aturan ketat sudah diterapkan, namun kejadian tawuran yang dilakukan pelajar masih terjadi, sehingga pengawasan lebih ketat harus dilakukan orang tua karena aksi yang mereka lakukan di luar jam sekolah," katanya.
Dia menjelaskan keputusan sanksi tegas terhadap pelajar yang terlibat dalam aksi tawuran mulai dari dikeluarkan atau dipecat dari sekolah, termasuk terkait enam pelajar yang menyebabkan seorang pelajar tewas akan diputuskan setelah ada kekuatan hukum.
Kepala Cabang Dinas (KCD) Wilayah VI Disdik Jabar, Nonong Winarni, mengatakan terkait terjadinya aksi tawuran yang menyebabkan seorang pelajar tewas di Cianjur, pihaknya meminta kepala sekolah lebih sering berkomunikasi dengan orang tua melibatkan aparat setempat.